Yang Harus Anda Tahu Soal Sejarah Perang Dingin Megawati-SBY
Jumat, 18 Agustus 2017 -
MerahPutih.com - Kehadiran presiden kelima dan keenam Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyuono di upacara peringatan kemerdekaan RI ke 72 di Istana Merdeka, Kamis (17/8) membuat happy banyak pihak. Sebab, itu adalah pertemuan perdana keduanya sejak bertahun-tahun lalu “menjalani perang dingin”.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, perseteruan Mega-SBY bermula saat Megawati menjadi presiden dan SBY menjabat sebagai Menkopolkam. Di pengujung 2003, isu SBY bakal maju di Pilpres 2004 makin mengemuka.
Megawati yang bakal kembali maju di Pilpres 2004 pun mencium gelagat itu. Apalagi SBY sering muncul di televisi. Dikabarkan, Mega merasa sakit hati karena SBY tak berterus terang hendak maju sebagai capres melawan dirinya.
Akhirnya, pada 11 Maret 2004 SBY mengirim surat kepada Megawai. Isinya dia mundur sebagai Menkopolkam. Dan tak berselang lama, pria asal Pacitan Jawa Timur itu berkampanye untuk partai yang didirikannya: Partai Demokrat.
Sampai akhirnya pada perhelatan Pilpres 2004, SBY maju mencalonkan diri berpasangan dengan Jusuf Kalla. Sedangkan Megawati mencalonkan diri sebaga presiden dengan politikus PPP Hamzah Haz sebagai wakilnya.
Ternyata, pasangan SBY-JK menjadi pemenang. Ketika itulah, hubungan keduanya semakin renggang. Bahkan, SBY beberapa kali mengundang Megawati untuk berbagai acara kenegaraan, tapi putri proklamator Soekarno itu tak pernah memenuhi undangannya.
Bahkan, sejak SBY dua periode menjabat presiden keenam, Megawati tak pernah hadir dalam upara peringatan HUT RI di Istana. Padahal, presiden selalu mengundang semua pendahulu-pendahulunya.
Terakhir kali Megawati dan SBY berjumpa dan bertatap muka adalah saat meninggalnya Taufiq Kiemas pada 2013. Saat itu, SBY yang masih menjabat sebagai presiden pemimpin upacara penghormatan kepada Ketua MPR tersebut yang juga suami Megawati.
Namun, setelah SBY lengser dan digantikan Joko Widodo, Megawati tidak pernah absen merayakan hari kemerdekaan di Istana. Namun bergantian, SBY tak hadir pada upacara peringatan kemerdekaan pada 2015 dan 2016.
Hingga akhirnya pada upacara peringatan HUT RI ke-72 SBY hadir. Pemandangan yang benar-benar indah. Dalam acara tersebut, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa. Benar-benar pemandangan yang menyejukkan.
“(Berjumpanya Megawati-SBY) sesuatu yang menggembirakan karena ‘permusuhan’ kedua tokoh ini sudah lama terjadi dan bukan rahasia umum. Tapi, Agustus 2017 ini membawa berkah," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin di Jakarta, (18/8).
Ujang menilai, pertemuan Megawati dan SBY berimplikasi positif terhadap Indonesia. Pasalnya, kedua tokoh nasional tersebut dapat mencari solusi bersama untuk menyelesaikan persoalan bangsa. "Karena kalau nanti mereka bertikai lagi masyarakat sudah sangat jenuh. Masyarakat sedang sulit kok elitnya berkonflik terus," tandas Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia itu. (pon)