WHO Khawatirkan Kecepatan Penyebaran Omicron

Kamis, 16 Desember 2021 - Dwi Astarini

VARIAN baru virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian dinyatakan World Health Organization (WHO) yang khawatir karena varian dengan tingkat mutasi tinggi ini telah dikonfirmasi di 77 negara pada Rabu (15/12).

Namun, pada konferensi pers, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan angka itu mungkin lebih tinggi karena ada yang belum mendeteksinya. Indonesia baru mengumumkan kasus Omicron pertama pada Kamis (16/12) di Jakarta.

Tedros mengatakan ia khawatir karena tidak cukup banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi varian tersebut.

BACA JUGA:

WHO: Vaksin Tetap Penting untuk Cegah Omicron

"Tentunya, kami telah belajar sekarang bahwa meremehkan virus ini memiliki risiko yang harus ditanggung sendiri. Bahkan jika Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, banyaknya kasus sekali lagi dapat membanjiri sistem kesehatan yang tidak siap," ujarnya seperti diberitakan BBC.

Data terbaru WHO menunjukkan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada November itu dapat menghindari vaksin yang ada dengan lebih baik dan membawa risiko infeksi ulang yang lebih tinggi, membuat organisasi tersebut mengatakan tingkat risikonya tetap sangat tinggi.

covid-19
Sejumlah negara telah memberlakukan larangan perjalanan setelah munculnya Omicron. (freepik.com/freepik)

Sejumlah negara telah memberlakukan larangan perjalanan yang memengaruhi Afrika Selatan dan tetangganya setelah munculnya Omicron. Meskipun demikian, strategi ini tetap gagal menghentikan penyebarannya ke seluruh dunia.

Terkait larang tersebut, Pemerintah Inggris juga mengumumkan pada hari Selasa (14/12) bahwa semua 11 negara dalam daftar merah perjalanannya akan dihapus. Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, varian Omicron telah menyebar begitu luas sehingga aturan tidak lagi memiliki banyak pengaruh.

Sementara itu, Italia telah memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Maret 2022, dengan alasan kekhawatiran atas Omicron. Langkah-langkah tersebut, yang akan berakhir pada akhir Desember, memberi pemerintah lebih banyak kekuatan untuk membatasi perjalanan dan pertemuan publik

Masih di Eropa, Belanda mengatakan akan menutup sekolah dasar seminggu sebelum liburan Natal dimulai, sebagai upaya pencegahan untuk mengatasi peningkatan infeksi.

Dalam konferensi pers pada Selasa (14/12), Tedros juga mengungingatkan kembali tentang ketidakadilan distrubusi vaksin, karena beberapa negara mempercepat peluncuran suntikan booster sebagai tanggapan terhadap Omicron.

vaksin covid-19
Di negara-negara yang kekurangan, beberapa orang yang rentan bahkan belum menerima dosis pertama. (freepik.com/pikisuperstar)

Studi terbaru tentang vaksin Pfizer/BioNTech menunjukkan, vaksin itu menghasilkan antibodi penetralisir yang jauh lebih sedikit terhadap Omicron daripada melawan varian asli. Namun, defisit itu dapat diperkuat dengan suntikan ketiga atau booster.

Dr Tedros mengakui, booster dapat memainkan peran penting dalam membatasi penyebaran COVID-19, tetapi itu adalah "masalah prioritas".

"Ragulasi itu penting. Pemberian booster kepada kelompok dengan risiko tinggi terkena penyakit parah atau kematian hanya membahayakan nyawa mereka yang berisiko tinggi tapi masih menunggu dosis utama karena keterbatasan pasokan," katanya.

Pasokan untuk program berbagi vaksin global Covax telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pejabat kesehatan dunia khawatir kekurangan puluhan juta dosis, seperti yang terjadi pada pertengahan tahun ini ketika India menangguhkan ekspor vaksinnya.

Kekurangan pasokan vaksi tidak mustahil akan berulang. Sementara, di negara-negara yang kekurangan, beberapa orang yang rentan bahkan belum menerima dosis pertama.(aru)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan