Warga Berebut Air Bekas Jamasan Kereta Keramat Keraton Yogyakarta

Selasa, 17 Oktober 2017 - Muchammad Yani

KERATON Yogyakarta menggelar ritual jamasan (pembersihan) benda-benda pusaka pada Selasa (17/10). Jamasan dilakukan di tiga tempat yakni di dalam Keraton Yogyakarta dan di Museum Kereta. Sejak pagi ratusan warga dan wisatawan tampak memenuhi halaman Museum Kereta untuk melihat prosesi pembersihan kereta keramat.

Tak beberapa lama kemudian para Abdi dalem segera mengeluarkan dua kereta keramat yakni Kanjeng Nyai Jimat dan Nyai Manik Retno ke halaman Museum Kereta. Keduanya segera di jamas di tempat terpisah.

Usai dibersihkan, abdi dalem membagikan air bekas mencuci kereta. Warga berebut dengan memberikan botol kosong untuk diisikan dengan air bekas tersebut. Mereka saling dorong dan hendak merubuhkan pagar yang membatasi antrian penonton dengan tempat upacara. Bahkan beberapa ada yang menerobos kerumuman warga agar bisa mendapatkan air bekas mencuci kereta tersebut.

Sri Wardiah, salah seorang warga bantul usai mendapatkan air bekas jamasan (MP/Teresa Ika)

Salah seorang warga , Sri Wardiah (60) mengatakan ia percaya air bekas jamasan bisa mendatangkan kedamaian dan ketentraman dalam hidupnya. Maka, pagi-pagi sekali, ia rela mengendarai motor jauh-jauh dari rumahnya di Kecamatan Kasihan, Bantul untuk bisa lokasi jamasan.

"Saya sudah beberapa kali ke sini. Air ini saya mau taru ke sumur rumah. Saya sudah merasakan air ini membuat keluarga jadi tentram, jarang ribut karena konflik," tutur wanita tiga anak ini.

Warga saling mendorong berebuh air bekas jamasan kereta. (MP/Teresa Ika)

Sementara Sutikno (51), warga lainnya percaya air bekas jamasan ini bisa meningkatkan hasil panen di sawahnya. Setiap tahun, ia selalu rutin datang ke prosesi jamasan bersama istrinya. "Mau saya sebar ke sawah. Percaya atau tidak, sawah saya jadi tahan wereng dan hama lainnya. Lalu hasil panennya lebih melimpah," tutur pria yang berprofesi sebagai petani di daerah Pandak, Bantul.

Jamasan Kereta dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 11.30 WIB. Kereta Kanjeng Nyai Jimat merupakan kereta tertua yang dimiliki Keraton Yogyakarta. Kereta Dibeli dari Belanda tahun 1800 pada jaman pemerintahan Hamengku Buwono I. Sementara Nyai manik Retno dibuat pada 1815. Kereta ini dipakai sejak masa Hamengkubuwono IV sebagai kereta pesiar atau kereta untuk pergi bertamasya keliling keraton. (*)

Berita ini merupakan laporan Teresa Ika, kontributor Merahputih.com, untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Anda juga bisa baca Warga Yogyakarta Gelar Kenduri Rayakan Pelantikan Gubernur DIY.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan