Tragedi Kanjuruhan, Seniman Mural Solo Kirim Pesan Damai
Jumat, 07 Oktober 2022 -
MerahPutih.com - Sejumlah seniman mural di Solo, Jawa Tengah menggelar aksi solidaritas tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Aksi solidaritas tersebut dilakukan dengan menggelar doa bersama bagi korban dan membuat moral pesan damai di kawasan Jalan Gatot Subroto (Gatsu).
Mural itu menyematkan sosok sejumlah suporter dari klub Liga 1, yakni Persis Solo, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, Arema Malang, dan PSS Sleman.
Baca Juga:
Kelalaian saat Tragedi Kanjuruhan, Pintu Keluar Tak Terbuka Penuh dan Tanpa Penjagaan
Koordinator Solois Solo Iru Hidayat mengatakan, tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan mata seluruh pelosok negeri sampai dunia. Hal ini membuat para seniman mural di Solo ikut tergugah untuk menyebarkan perdamaian melalui mural.
"Kami menuliskan pesan pasca-tragedi Kanjuruhan #Doa Untuk Kanjuruhan, Cukup Sekali Jangan Terulang Lagi! Satu Cinta Sepak Bola Indonesia," kata Irul, Kamis (6/10).
Dikatakannya, pembuatan mural itu sebagai aksi solidaritas tragedi Kanjuruhan. Selain untuk solidaritas tragedi yang menewaskan 131 orang, pembuatan mural itu sekaligus menyematkan pesan damai untuk sepakbola Indonesia.
"Selama ini hubungan antar-kelompok suporter sering memanas. Momen ini bisa jadi pintu perdamaian antar-suporter," katanya.
Baca Juga:
Polisi Tersangka Kerusuhan Kanjuruhan Diduga Beri Perintah Tembakkan Gas Air Mata
Aksi solidaritas melalui pembuatan mural, kata dia, dipilih lantaran mural merupakan seni publik yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat umum. Apalagi lokasi pembuatan mural itu cukup strategis di pusat kota sehingga setiap harinya dilihat ribuan mata orang yang sedang melintas kawasan tersebut.
“Diharapkan dengan banyaknya orang yang melihat mural itu maka pesan moral yang disampaikan secara efektif ke publik dan nantinya bisa berdampak positif,” harapnya.
Irul pun berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Tak hanya itu, rivalitas antar-suporter yang selama ini sering terjadi juga diharapkan untuk segera hilang demi terjalinnya perdamaian dan kerukunan atmosfer sepak bola Indonesia.
“Sudah saatnya untuk teman-teman suporter itu mengakhiri rivalitas yang kebablasan itu. Rivalitas boleh tapi hanya 90 menit di lapangan, selebihnya kita saudara,” tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Jadi Tersangka Bersama Sejumlah Polisi, Dirut LIB Diduga Lalai saat Kerusuhan Kanjuruhan