Tolak Seruan Ormas, Bima Arya Tetap Gelar Perayaan Cap Go Meh
Selasa, 29 Januari 2019 -
MerahPutih.com - Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan jawaban terkait surat seruan dari ormas yang mengatasnamakan Forum Muslim Bogor (FMB) yang tidak setuju Umat Islam memfasilitasi perayaan Cap Go Meh. Bentuk fasilitas itu berupa aksi budaya Bogor Street Festival (BSF) yang akan digelar 19 Februari 2019 mendatang.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menilai acara BSF merupakan kegiatan persatuan di tengah keberagaman masyarakat Kota Bogor yang didalamnya ada pesta rakyat. Menurutnya, BSF sangat kental dengan nilai kebersamaan dan keberagaman di Kota Bogor.
“Ada yang mengatasnamakan FMB. Mereka menyatakan surat terbuka yang pada intinya tidak menyetujui adanya Bogor Street Festival. Kami merasa perlu untuk menyampaikan kepada publik mengenai posisi Pemkot Bogor di sini. Ini menyangkut juga atas nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman yang diyakini oleh kita sebagai warga Bogor dari masa ke masa,” kata Bima dalam keterangan tertulisnya di Bogor, Selasa (29/1)
“Tidak bisa diasosiasikan kepada satu agama tertentu, di sini aspek kebudayaan lebih menonjol. Di dalamnya terdapat beragam kegiatan budaya, tidak saja dari Bogor tapi juga dari Nusantara. Dimeriahkan juga penampilan dari komunitas dan dibuka oleh doa lintas agama,” jelasnya.
Bima menerangkan bahwa BSF adalah kearifan lokal yang harus dipelihara saat isu-isu yang berbau SARA tengah bergejolak di negeri ini.
“Bogor Street Festival ini kami meyakini sebagai ajang pemersatu karena bersatunya yang beragam tadi. Ketika elemen yang berbeda secara etnis, keyakinan, status sosial berkumpul di titik itu kita merasakan kebersamaan dalam keberagaman,” katanya.
Terkait pernyataan FMB yang menyebut bahwa perayaan Cap Go Meh bisa melunturkan akidah umat Islam, Bima Arya tidak setuju. Menurut Bima, akidah seseorang tidak bisa luntur karena hanya adanya perayaan kebudayaan.
“Kalau ada pernyataan bahwa kegiatan ini berdampak kepada akidah, izinkan saya untuk menyampaikan suatu pandangan bahwa hal itu terlalu menyederhanakan keyakinan kita. Terlalu sempit rasanya ketika kehadiran dikaitkan dengan akidah. Insya Allah akidah kita kepada agama yang kita anut tidak akan luntur,” katanya.
Bima juga menyebut bahwa BSF dari tahun ke tahun selalu dihadiri tokoh-tokoh nasional.
“Apakah akidah seorang Ahmad Heryawan luntur ketika menghadiri BSF ini setiap tahun? Apakah akidah Presiden Jokowi luntur ketika ikut merayakan keberagaman budaya di Indonesia? BSF juga pernah dihadiri Menteri Pariwisata, Menteri Agama dan sejumlah tokoh lainnya,” pungkas Bima. (*)