TNI Siagakan Intelejen dan Alat Tempur Antisipasi Ancaman Eksekusi Mati Duo Bali Nine
Jumat, 20 Februari 2015 -
MerahPutih Nasional - Markas Besar (mabes) TNI menyiagakan aparat intelejen dan alat tempur untuk mengantisipasi ancaman terkait eksekusi 2 terpidana mati kasus narkotika asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Panglina TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, selain menyiagakan aparat intelejen dan peratan tempur,pihaknya juga akan melibatkan para Komandan Pasukan Khusus untuk mengantisipasi berbagai ancaman fisik dan non fisik.
"Pada hari ini kita akan menggelar rapat untuk membahas soal kemungkinan adanya ancaman," kata Panglima TNI usai menggelar nota kesepahaman dengan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) di Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (20/2).
Jenderal bintang 4 itu menambahkan, pihaknya juga sudah memetakan potensi terjadinya ancaman atas eksekusi 2 warga negara asing (MNA) komplotan Bali Nine. Bentuk dari antisipasi adanya ancaman adalah dengan menyiagakan unit intelejen dan alat tempur setiap saat.
"Setelah saya perintahkan hari ini, para komandan satuan khusus sudah menyiapkan dirinya dengan baik," tandas Moeldoko.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menolak permohonan grasi dua orang terpidana mati 'Bali Nine'. Kedua orang itu adalah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Mereka berasal dari Australia. Keduanya dibekuk di Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali, pada tahun 2005. Mereka kedapatan hendak menyelundupkan 8,3 kg heroin ke Bali bersama komplotannya yang berjumlah 9 orang sehingga disebut sindikat Bali Nine.
Sukumaran dan Chan divonis mati tahun 2006. Sementara tujuh lainnya memperoleh hukuman bervariasi antara 20 tahun hingga seumur hidup. Mereka saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Bali. (bhd)