Terobosan Kecerdasan Buatan, Menghadirkan Robot Ilmuwan

Jumat, 10 Juli 2020 - Leonard

TEROBOSAN besar untuk kecerdasan buatan atau artificiaI intelligence (AI) diciptakan oleh para pakar teknologi. Mereka menciptakan robot otonom yang mampu menyelesaikan tugas manusia hanya dalam waktu beberapa hari saja.

Melansir laman Mirror, mesin itu dapat bekerja selama lebih dari 21 jam sehari tanpa perlu mengisi ulang daya. Robot itu mampu pula melakukan eksperimen seperti yang dilakukan manusia.

Baca juga:

Rosé, Robot Kepala Pelayan Hotel Pembawa Anggur

1
Bekerja berdampingan dengan manusia. (Foto: phys)

Robot ini tak hanya memiliki kecerdasan buatan, kecepatan menyelesaikan pekerjaannya melebih manusia. Namun tetap saja para penciptanya menyakini bahwa kehadiran manusia masih jauh lebih baik. Mereka percaya jika robot akan dapat bekerja berdampingan bersama manusia di laboratorium, melakukan tugas yang berbeda.

"Ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan posisi para peneliti, dalam arti bahwa robot melakukan hal yang berbeda. Penting digarisbawahi bahwa kita masih membutuhkan ilmuwan manusia. Robot tidak dapat memutuskan percobaan apa yang harus dilakukan,” terang Profesor Andrew Cooper, pada wawancaranya dengan Newsweek.

Salah satu hal tersulit dalam penelitian adalah memilih apa yang akan dikerjakan dan robot tidak melakukan itu. Jadi jika kamu meminta robot untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak menarik dan tidak berguna, robot akan mengerjakan selamanya.

Baca juga:

Pazzi, Robot Canggih Pembuat Pizza

2
Menggunakan pemindaian laser dan umpan balik sentuhan (Foto: twnews)

"Jadi kita tidak menggantikan para ilmuwan. Tujuannya adalah untuk memiliki kemampuan bagi para ilmuwan untuk melakukan chemistry yang jauh lebih ambisius dan menarik. Robot adalah anggota tim tambahan, namun masih membutuhkan tim inti manusia," tutur Prof Cooper.

Prof Cooper menambahkan bahwa robot otonomnya dapat mengeluarkan benda padat dan cairan dengan akurasi tinggi dan diulang. Menggunakan pemindaian laser dan umpan balik sentuhan, yang bertentangan dengan penglihatan.

Dengan biaya Rp 1,6 miliar adalah harga yang murah dan sebanding jika digunakan dalam konteks penelitian daripada menggunakan pendekatan lain. (lgi)

Baca juga:

Robot Anjing Si Penjaga Jarak Sosial Asal Singapura

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan