Terinspirasi dari Wabah Virus Corona, Intip Uniknya Tren Fashion di Tiongkok

Selasa, 31 Maret 2020 - Iftinavia Pradinantia

VIRUS corona mengamuk dan menyebabkan ratusan negara di seluruh dunia porak poranda. Ribuan nyawa terenggut karena virus dengan nama lain COVID-19 ini. Hal tersebut tentu membuat orang begitu concern melindungi dirinya, baik dengan masker bahkan kostum APD (Alat Pelindung Diri) yang biasanya dikenakan oleh tenaga medis.

Merk-merk fashion dunia pun mulai menjual masker wajah dan kacamata pelindung super stylish untuk mereka yang sadar mode dan peduli pada kesehatan. Tak ketinggalan, perancang busana di Tiongkok, negara pertama yang terinfeksi virus ini juga melihat tingginya permintaan pasar akan pakaian pelindung yang modis.

BACA JUGA:

Di Tengah Kepanikan Virus Corona, Ini Alasan Kamu Tak Perlu Beli Masker

Salah satu rumah mode yang langsung merespon permintaan itu adalah JBNY. Merk mode tersebut meluncurkan kembali koleksinya yakni mantel dengan penutup kepala penuh dan hanya menyisakan bagian mata.

Fashion anti corona
Tren fashion ini terinspirasi dari corona (Sumber: South China Morning Post)

Tak ingin ketinggalan, perancang busana yang berbasis di Beijing, Liu Wei juga merancang lini baru windbreaker yang terinspirasi dari fenomena virus corona. Direktur Kefang Professional Wear Research Institute tersebut mengembangkan jaket windbreaker yang tahan bakteri dan memungkinkan kulit tetap bernapas. Liu menilai dari banyaknya koleksi pakaian yang ditawarkan pada masyarakat tak ada satupun yang melindungi tubuh dari virus berbahaya.

"Inspirasi ini muncul ketika kami (Tiongkok) sedang di puncak penularan dan orang-orang belum kembali bekerja," ungkapnya.

BACA JUGA:

Dokter Wuhan Ungkapkan, Hal Ini Picu Kematian Pada Pasien Corona

Dirinya mengaku bahwa inspirasi terbesar muncul dari para tenaga medis yang menangani pasien dengan corona di Wuhan. "Saya lihat para tenaga medis memakai pakaian kain yang sangat tipis dan tidak benar-benar melindungi mereka. Sementara saat memakai baju pelindung, baju itu tidak bisa bernapas dan mereka basah kuyup. Itu cukup berbahaya," bebernya.

Melihat itu, ia pun bergerak cepat mendesain pakaian layak untuk para tenaga medis tetapi tetap nyaman. Koleksinya tersebut lantas dikirim ke Wuhan untuk para tenaga medis dan kerabat pasien yang harus merawat anggota keluarga mereka yang sedang sakit. Pakaian yang ia buat juga dikenakan oleh staf transportasi yang bekerja di pesawat dan kereta api.

Fashion Tiongkok
Liu Wei produksi pakaian untuk para tenaga medis di Wuhan (Sumber: Elaine Yau)

Pakaian yang hadir dalam tiga warna; merah, putih dan biru tersebut memadukan mode dan fungsi. Koleksi tersebut dibuat tahan air, anti statis, dan tahan debu. Bagian dalam pun dilapisi oleh kain tahan kuman yang telah memenuhi standar yang diperlukan untuk pakaian pelindung tenaga medis.

"Dengan sirkulasi yang baik, memungkinkan keringat dapat keluar dengan baik," klaimnya. Ada tali yang dapat disesuaikan pada bagian belakang leher dan di bagian depan jaket sehingga seluruh kepala dan mulut dapat terbungkus rapat di dalam pakaian.

Fashion Tiongkok corona
Fashion Tiongkok terinspirasi corona (Sumber: Elaine Yau)

Perancang lain yang berbasis di Beijing dan terinspirasi dari virus corona adalah Kathrin von Rechenberg. Ide tersebut pertama kali muncul ketika Beijing dilanda kekurangan masker parah. "Awalnya saya hanya ingin memberikan masker pada klien dan teman saya sebagai hadiah. Namun kemudian orang-orang mulai bertanya dimana mereka bisa membelinya. Jadi saya mulai merancang dan memproduksinya secara masal," ujarnya.

Fashion anti corona
Fashion anti corona (Sumber: South China Morning Post)

Desainer asal Jerman tersebut membuat koleksi masker tepat di puncak pandemi corona di Tiongkok. Masker desainnya tersebut terbuat dari sutra yang direndam di sari daun ubi.

Fashion tren di tiongkok
Masker stylish (Sumber: South China Morning Post)

"Bahan yang ramah lingkungan ini diperkenalkan oleh salah satu desainer Taiwan, Sophie Hong saat kami bertemu di Paris. Dia adalah desainer pertama yang menggunakan bahan yang diproduksi secara berkelanjutan. Sementara untuk pewarnaan alaminya saya lakukan di Guangdong," urainya.

BACA JUGA:

Virus Corona Runtuhkan Industri Hollywood

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan