Tekan Penularan, IDI Ingatkan OTG COVID-19 Lakukan Isolasi Mandiri

Minggu, 27 Juni 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Ketersedian ruang perawatan untuk pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit (RS) sudah terisi penuh. Hal ini terjadi akibat lonjakan kasus aktif dalam sepekan. Jika tidak diatasi, bisa menimbulkan persoalan baru khususnya bagi tenaga medis yang melakukan perawatan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih meminta pemerintah kembali membuka tempat penginapan atau selter bagi para pasien COVID-19 yang tidak memilik gejala berat atau orang tanpa gejala (OTG).

Baca Juga:

Yuk Taat Prokes! Kasus Harian COVID-19 Pecah Rekor Capai 21.095

"Harus didorong lagi membuka gedung-gedung hotel-hotel untuk menampung kasus-kasus yang sangat ringan," ujar Daeng dalam talkshow daring "COVID-19 Gawat Darurat", Sabtu (26/6).

Menurut Daeng, kebijakan itu sebetulnya sudah pernah dilakukan pemerintah dan terbukti berhasil dalam memberikan penanganan medis untuk para pasien. Hal itu, merupakan salah satu strategi penanganan kasus COVID-19 agar tidak terjadi penumpukan pasien di RS.

"Jadi kondisi ini tidak membuat rumah sakit menjadi penuh. Rumah sakit hanya untuk para pasien yang memiliki gejala berat dan sangat membutuhkan pertolongan medis," katanya.

Dia menuturkan, pasien yang hanya memiliki gejala ringan sebaiknya cukup melakukan isolasi mandiri saja agar penanganan di Rumah Sakit menjadi maksimal.

Daeng mengatakan, pendirian selter itu merupakan bagian dari strategi penanganan di tingkat hilir yakni dengan menambah kapasitas pelayanan.

Wisma Atlet. (Foto: Antara)
Wisma Atlet. (Foto: Antara)

Dengan adanya selter, Daeng berharap, pasien yang berstatus OTG maupun bergejala ringan tidak perlu dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi mandiri.

"Sehingga yang kasus-kasus begini ini tidak membuat penuh rumah sakit," ujar Daeng.

Daeng mengingatkan pentingnya isolasi mandiri bagi para pasien OTG karena jumlahnya mencapai 50 persen dari jumlah kasus COVID-19 secara keseluruhan.

Kasus OTG sampai sekarang, dan ini lumrah, itu sulit diidentifikasi dengan baik berapa jumlahnya, di mana posisinya dan susah dikendalikan.

"Ini yang menyebabkan penularan akan berpotensi lonjakan seperti sekarang," katanya. (Knu)

Baca Juga:

Jokowi Targetkan Vaksinasi COVID-19 Jadi 2 Juta Orang Per Hari

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan