Tari Passere dari Sulawesi Selatan, Tarian Sakral sebagai Media Rasa Syukur kepada Tuhan

Jumat, 29 November 2024 - Frengky Aruan

Merahputih.com - Tari Passere atau Sere merupakan tarian yang dilakukan sebagai ekspresi kedekatan masyarakat dengan sang pencipta. Seperti namanya, Passere atau Sere dalam bahasa Bugis berarti tarian sakral.

Passere merupakan peninggalan kerajaan Bulo-Bulo dan Todong, yang saat ini wilayahnya menjadi Kabupaten Sinjai.

Pertunjukan tari Passere melibatkan penari perempuan dan laki-laki. Mereka mesti mengenakan baju bodo, sarung bercorak garis hitam-merah, serta perhiasan.

Penari juga dibekali dengan kipas bundar yang disebut simpa, keris, dan selendang.

Dalam pertunjukan, penari didampingi oleh dukun (sanro) atau Bissu. Sanro menggunakan baju labbu dan sarung.

Tari Passere termasuk ke dalam tarian pemujaan kepada Tuhan YME. Tari ini dibagi ke dalam beberapa jenis, yang dibedakan berdasarkan pelaksanaannya.

Tari Passere misalnya dilakukan ketika suatu daerah dilanda penyakit atau saat musim panen tiba.

Baca juga:

Menjajal Segarnya Ikan dengan Sajian Palumara Khas Sulawesi Selatan

Di daerah lain di Sulawesi, juga ada tarian Sere, tepatnya Sere Api. Tarian ini sebagai ritual tahunan masyarakat Desa Gattareng yang berfungsi sebagai alat atau sarana komunikasi kepada Dewi Padi “Sang Hyang Sri” dan sebagai rasa syukur atas hasil cocok tanam yang akan segera dipanen.

Penari dalam tarian ini harus keturunan dari Tomatoa Malebi’ta yang artinya sudah menjadi keturunan dari orang tua yang berada sangat di atas.

Prosesi pelaksanaan pertunjukan pesta panen yang dimulai dari Ma’bette’ (membuat Bette’/ emping padi), lalu Ma’baca-baca, dan dilanjutkan dengan pertunjukan Sere Api yang diiringi musik Padendang.

Jumlah penari sebanyak 8 hingga 12 orang, yang terdiri enam orang laki-laki dan enam orang perempuan.

Peran penari pria sebagai Passere Api alias orang yang memainkan api. Sedangkan penari wanita sebagai Ana’ Padenda’ alias pemain musik lesung.

Dukun, sebelum memulai pertunjukan Sere Api, mesti melalukan ritual Pa’baca–baca atau dikenal juga memberikan Baca yang berupa mantra dan do’a. Biasanya berupa Ma’bette (Pembuatan Makanan Khas untuk Pesta Panen), Massuro, Ma’Baca Doang Nabi (Doa Keselamatan Nabi). (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan