Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Terus Meroket

Selasa, 02 Januari 2018 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Hasil survei opini publik nasional yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan satu-satunya partai politik yang menunjukkan peningkatan dukungan suara signifikan.

Pada Pemilihan Legislatif 2014 lalu, PDIP memperoleh suara 18,95 persen, sementara berdasarkan hasil survei SMRC bertajuk "Tahun Politik 2018: Kekuatan Partai dan Calon Presiden" yang digelar pada Desember 2017 ini, dukungan pada partai besutan Megawati Soekarnoputri itu telah mencapai 27,6 persen.

"Bila tidak ada peristiwa besar dalam satu setengah tahun ke depan, misalnya skandal korupsi, krisis ekonomi, dan skandal moral, kemungkinan besar PDIP akan memperoleh suara jauh lebih besar pada Pemilu 2019 dibandingkan hasil pemilu 2014," ujar Direktur Eksekutif SMRC Jayadi Hanan di kantor SMRC, di Jalan Cisadane, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).

Empat partai politik besar lainnnya justru mengalami penurunan atau cenderung stabil: Golkar yang memperoleh 14,75 persen (Pileg 2014) turun menjadi 12,1 persen (survei SMRC); Gerindra 11,81 persen (Pileg 2014) menjadi 8,9 persen (Survei SMRC); Demokrat 10,19 persen (Pileg 2014) menjadi 7,7 persen (survei SMRC), serta PKB 9,04 persen (Pileg 2014) menjadi 6,3 persen (survei SMRC).

Kecenderungan ini, kata Jayadi, menunjukkan banyaknya pemilih yang berpindah pilihan ke partai politik lain dibandingkan pada Pileg 2014. Swing voter paling banyak ditemukan di kalangan pemilih Partai Demokrat (51 persen), diikuti oleh PAN (50 persen), PPP dan Hanura (masing-masing 47 persen), Gerindra (45 persen), dan Golkar (38 persen). Adapun partai yang paling sedikit swing voter-nya adalah PKS (20 persen) dan PDIP (23 persen).

"Fakta ini menunjukkan kesetiaan warna pada partai politik di indonesia cenderung lemah. Dapat dikatakan, pemilih Indonesia terbuka dan menuntut partai bekerja lebih keras untuk meyakinkan mereka," ungkap Jayadi.

Menurut Jayadi, dengan pola semacam ini terbuka kemungkinan partai-partai yang lolos ke Senayan pada 2014 sekarang menjadi tidak lolos lagi, atau sebaliknya, lolos dengan perolehan suara lebih baik pada Pemilu 2019 nanti.

Selain itu, survei SMRC menunjukkan bahwa hanya sekitar 11 persen warga yang mengakui memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu ( Party-ID). Persentase ini termasuk yang terendah dibandingkan negara-negara yang menganut sistem demokrasi di dunia.

Lebih lanjut Jayadi menambahkan, PDIP adalah salah satu partai dengan jumlah pendukung loyal terbesar. Namun posisi PDIP semakin menguat antara lain karena warga mengidentifikasikan PDIP sebagai partai pendukung Jokowi.

"Ada sekitar 20 persen warga yang menyatakan akan memilih PDIP karena PDIP adalah partai utama pendukung Jokowi," pungkas Jayadi.

Diketahui, survei nasional SMRC dilakukan pada 7 hingga 13 Desember 2017 dengan melibatkan 1220 responden. Sampel ditarik secara multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Pon)

Baca berita lain terkait PDIP pada artikel berikut ini: PDIP: Tahun 2018 Momentum Perkuat Spirit Kemanusiaan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan