Sultan HB X Sebut Protokol Kesehatan Harus Mendukung Kebangkitan Ekonomi
Rabu, 10 Juni 2020 -
MerahPutih.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-
Ia menegaskan penerapan protokol kesehatan harus mampu mendukung pertumbuhan perekonomian. Dua kegiatan tersebut harus bisa saling melengkapi dan mendukung.
Baca Juga
Menhub Hapus Ketentuan Batas 50 Persen Penumpang Angkutan Umum dan Pribadi
"Banyak pihak yang mendikotomikan protokol kesehatan dengan ekonomi. Padahal seharusnya tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi," kata Sultan dalam program #SultanMenyapa Jilid 8 dengan judul "Menimbang New Normal, Pulihkan Ekonomi" di Yogyakarta, Selasa (8/06)
Sultan sepakat bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Ia juga prihatin banyak kasus merebak, di mana penanganannya belum seberapa cepat dibandingkan penyebarannya.
"Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan," kata dia.

Namun demikian, Raja Keraton Yogyakarta menilai perlu jalan tengah mengatasi pandemi seraya memulihkan ekonomi yakni hidup berdampingan dengan COVID-19 sambil mematuhi disiplin kesehatan dan kebersihan.
"Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit. Dilemma, memang! ," kata dia.
Maka new normal diharapkan menjadi new life style yang lebih mengedepankan sisi kesehatan dalam seluruh aspek kehidupan, dengan prinsip higienitas dan safety yang lebih tinggi.
Ukuran keberhasilan penerapan normal baru bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Namun dengan menerapkan kebiasaan dimana masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan.
"New normal adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh, selama vaksin COVID-19 belum ditemukan. Jika kita berhasil memberlakukan Era 'New-Normal' tanpa memicu lonjakan gelombang kedua COVID-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini," kata dia.
Ia mengatakan sinergi jaringan bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Perlu adanya Kolaborasi dan kemitraan UMKM dengan perusahaan besar dan didukung oleh lembaga publik dan pemerintah daerah.
"Di sektor ekonomi, harus mengedepankan prinsip kolaborasi. Public-private partnership, private-private partnership, dan multihelix partnership harus didesain lebih sederhana, matang dan penuh perhitungan,"tegas dia.
Automasi dan elektronifikasi akan menjadi ujung tombak geliat ekonomi di DIY, terutama di sektor produksi pangan dan layanan kesehatan. Kreativitas dan inovasi pelaku ekonomi di DIY menjadi kunci keunggulan produk lokal yang berkualitas dan mendunia.
Baca Juga
DPR Minta PLN Jangan Ambil Keuntungan Naikkan Tarif Listrik di Tengah Pademi Corona
"Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. InsyaAllah," pungkas Sultan. (*)
Berita ini merupakan laporan Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya