Sultan HB X Sebut Protokol Kesehatan Harus Mendukung Kebangkitan Ekonomi


Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: MP/Teresa Ika
MerahPutih.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-
Ia menegaskan penerapan protokol kesehatan harus mampu mendukung pertumbuhan perekonomian. Dua kegiatan tersebut harus bisa saling melengkapi dan mendukung.
Baca Juga
Menhub Hapus Ketentuan Batas 50 Persen Penumpang Angkutan Umum dan Pribadi
"Banyak pihak yang mendikotomikan protokol kesehatan dengan ekonomi. Padahal seharusnya tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi," kata Sultan dalam program #SultanMenyapa Jilid 8 dengan judul "Menimbang New Normal, Pulihkan Ekonomi" di Yogyakarta, Selasa (8/06)
Sultan sepakat bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Ia juga prihatin banyak kasus merebak, di mana penanganannya belum seberapa cepat dibandingkan penyebarannya.
"Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan," kata dia.

Namun demikian, Raja Keraton Yogyakarta menilai perlu jalan tengah mengatasi pandemi seraya memulihkan ekonomi yakni hidup berdampingan dengan COVID-19 sambil mematuhi disiplin kesehatan dan kebersihan.
"Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit. Dilemma, memang! ," kata dia.
Maka new normal diharapkan menjadi new life style yang lebih mengedepankan sisi kesehatan dalam seluruh aspek kehidupan, dengan prinsip higienitas dan safety yang lebih tinggi.
Ukuran keberhasilan penerapan normal baru bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Namun dengan menerapkan kebiasaan dimana masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan.
"New normal adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh, selama vaksin COVID-19 belum ditemukan. Jika kita berhasil memberlakukan Era 'New-Normal' tanpa memicu lonjakan gelombang kedua COVID-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini," kata dia.
Ia mengatakan sinergi jaringan bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Perlu adanya Kolaborasi dan kemitraan UMKM dengan perusahaan besar dan didukung oleh lembaga publik dan pemerintah daerah.
"Di sektor ekonomi, harus mengedepankan prinsip kolaborasi. Public-private partnership, private-private partnership, dan multihelix partnership harus didesain lebih sederhana, matang dan penuh perhitungan,"tegas dia.
Automasi dan elektronifikasi akan menjadi ujung tombak geliat ekonomi di DIY, terutama di sektor produksi pangan dan layanan kesehatan. Kreativitas dan inovasi pelaku ekonomi di DIY menjadi kunci keunggulan produk lokal yang berkualitas dan mendunia.
Baca Juga
DPR Minta PLN Jangan Ambil Keuntungan Naikkan Tarif Listrik di Tengah Pademi Corona
"Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. InsyaAllah," pungkas Sultan. (*)
Berita ini merupakan laporan Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
