Situasi Indonesia Sudah Kondusif Pasca Demo, Istana: Kuncinya adalah Kebersamaan

Rabu, 03 September 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Kondisi keamanan dalam negeri lebih kondusif pasca adanya demo berujung anarkis yang terjadi beberapa hari terakhir.

Juru bicara Presiden RI Prabowo Subianto, Prasetyo Hadi mengklaim, kondisi masyarakat saat ini telah berangsur normal.

Prabowo kini sedang berada di Beijing, China. Ia akan menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan fasisme di dunia.

"Beliau (Prabowo) memonitor seluruh keadaan dan mendapatkan laporan dari seluruh jajaran terkait bahwa kehidupan masyarakat telah kembali berhasil pulih seperti sedia kala," ujar Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/9).

Baca juga:

Mabes TNI Minta Warga Aktif Dalam Pam Swakarsa, Efektif Bikin Situasi Kondusif

Menteri Sekretaris Negara itu mengatakan, bahwa Prabowo memuji masyarakat, aparat keamanan, serta jajaran pemerintahan yang menciptakan persatuan dan kedamaian pasca dinamika yang terjadi beberapa hari terakhir.

Kebersamaan itu mampu menghadirkan rasa persatuan, kerukunan, dan perdamaian di tengah masyarakat.

Hal ini membuat kondisi Indonesia bisa segera kembali stabil dalam waktu singkat.

"Sehingga dinamika yang terjadi beberapa hari belakang ini dapat segera pulih dengan secepat-cepatnya," lanjut Pras.

Baca juga:

Live TikTok Aksi Kerusuhan dan Penjarahan Jadi Sorotan, Mendagri Minta Jangan Normalisasi Tindakan Melanggar Hukum

Sekadar informasi, tercatat aksi demo terjadi di 107 titik di 32 provinsi Indonesia.

Berdasarkan jumlah tersebut, sebagian aksi berlangsung damai. Namun, banyak pula yang berujung kerusuhan dengan perusakan dan pembakaran.

Beberapa aksi tersebut menyebabkan kerusakan fasilitas publik, kantor pemerintah, hingga menelan korban jiwa. Kerugian negara pun diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.

Baca juga:

Deretan Fasilitas Umum di Daerah yang Rusak Imbas Demo, Kerugian Capai Rp 50 Miliar

Sementara itu, DKI Jakarta menjadi daerah dengan kerugian terbesar.

Sebanyak 22 halte Transjakarta dan MRT rusak. Totakl kerugian MRT mencapai Rp 3,3 miliar, Transjakarta Rp 41,6 miliar, dan CCTV Rp 5,5 miliar. (knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan