Sering Titipkan Anak ke Nenek, Perhatikan Konsep Grandparenting yang Tepat
Jumat, 20 Mei 2022 -
KESIBUKAN pekerjaan membuat sejumlah orang tua tidak bisa mengasuh anaknya secara penuh selama 24 jam. Mereka bisa memercayakan tenaga pengasuh profesional. Misalnya, baby sitter atau di day care. Sebagian lainnya memercayakan pengasuhan pada nenek dan kakek anaknya. Alasannya, selain menghemat pengeluaran, nenek dan kakek tentu akan dengan senang hati mengasuh cucunya. Mereka akan memastikan cucunya tumbuh sebaik-baiknya.
Pengasuhan oleh nenek dan kakek memang punya risiko paling minimal dibandingkan mempekerjakan baby sitter atau menitipkan anak di daycare. Walau begitu, kita tidak bisa menitipkannya begitu saja. Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan dengan kesejahteraan mental nenek dan kakek yang sudah tua.
Baca juga:
Hal yang Harus Dilakukan Saat Orangtua Punya Gaya Parenting Berbeda
Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Mirkka Danielsbacka dan tim berjudul Grandparenting, Health and Well-being a Systematic Literature, ada beberapa tipe grandparenting. Masing-mmasing tipe parenting tersebut memiliki kerentanan berbeda.
Tipe pertama adalah constudial grandparenting. Tipe constudial grandparenting adalah pengasuhan secara langsung oleh kakek dan nenek. Mereka langsung mengasuh dan mengawasi cucunya tanpa ada yang membantu. Tipe grandparenting ini memiliki efek yang paling buruk. Sebanyak 68 persen merasakan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, 5 persen netral, dan hanya 27 persen yang merasakan efek positif.
Baca juga:

Beberapa gangguan yang dirasakan oleh para kakek dan nenek ini antara lain menurunnya daya hidup, menurunnya kognitif, adanya kelemahan indeks pada mental (merujuk ke depresi), dan terbatasnya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kebahagiaan, kehidupan kepuasan, kesejahteraan subjektif, dan kualitas hidup mereka juga menurun.
Tipe grandparenting kedua yakni kakek dan nenek yang hidup bersama dengan cucunya dalam satu rumah, three generational household. Tipe grandparenting ini adalah pengasuhan di mana kakek dan nenek hanya ikut mengawasi cucunya sesekali. Efek positif dan efek negatif dari tipe grandparenting ini seimbang yakni 39 persen.

Dan tipe grandparenting ketiga dan yang paling positif, yakni kakek dan nenek yang hidup terpisah dengan cucunya tetapi secara rutin dilibatkan bermain dan berinteraksi dengan cucunya atau yang mendapatkan support system yang baik.
Support system yang dimaksud yakni ada asisten yang membantu, sehingga mereka bisa melakukan hobinya sendiri, misalnya berkebun atau berolahraga. Danielsbacka menyebut bahwa ini memberi kondisi yang paling baik untuk kesehatan mental kakek dan nenek sebesar 69 persen efek positif dan 19 persen efek negatif. (avia)
Baca juga: