Seperti Apa Ibu Kota Baru yang Modern Kata Kang Emil?

Jumat, 04 Oktober 2019 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil yang juga seorang arsitek menjadi salah seorang dari sembilan orang juri perlombaan desain ibu kota baru Republik Indonesia. Alumnus ITB ini ditunjuk langsung oleh Menteri Pekerja Umum Basuki Hadimuljono.

"Enggak tahu ditelepon saja, siap penugasan ini. Itu ditelepon melalui PUPR. Ini desain (ibu kota RI yang baru) katanya ada sembilan orang tapi enggak tahu siapa saja dan yang gubernur baru saya mungkin karena profesi (sebagai insinyur)," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, di Bandung, Kamis (3/10), dikutip Antara.

Baca Juga:

Berhadiah Rp 5 Miliar, Sayembara Bikin Desain Ibu Kota Baru Resmi Dibuka

Gubernur Emil mengatakan untuk mendesain sebuah ibu kota baru agar menjadi kota terbaik sedunia, maka semua konsep-konsep terbaik sedunia harus ada di kota baru tersebut.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil saat meninjau kawasan PT ITCI Hutani Manunggal di Kelurahan Pamaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Rabu (2/10). (Antaranews/Novi Abdi)
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil saat meninjau kawasan PT ITCI Hutani Manunggal di Kelurahan Pamaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Rabu (2/10). (Antaranews/Novi Abdi)

"Karena ini dibuat dari nol kan maka misal konteks sejarah, kota dunia itu kota harus humanis. Dan jaraknya dekat sehingga orang jalan kaki mengurangi mobil dan motor, bangunannya go green, ramah lingkungan tidak seperti perkotaan sekarang. Kepadatannya harus cukup atau tidak padat hingga membuat sesak," katanya.

Baca Juga:

Pansus Nilai Perlu Ada Kajian Mendalam Terkait Keamanan Ibu Kota Negara

Selain itu, pola pembangunan juga mesti terukur agar kondisi perkotaan tak terlalu padat dan sesak.

Foto aerial Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2019). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
CaptionFoto aerial Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2019). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

"Jadi sebuah ibu kota ini harus humanis. Kemudian kepadatan harus cukup tidak padat bikin sesak dan tidak jauh hanya menguras transportasi," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan poin estetika juga turut jadi penilaian penting agar memiliki nilai kebanggaan dari masyarakat. (*)

Baca Juga:

Pansus Kajian Ibu Kota Soroti Jaminan Keamanan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan