Pulau Osi, Penuh Panorama Alam Tak Tertandingi
Kamis, 04 Januari 2024 -
BISA dikatakan melelahkan membelah lautan dari Pulau Ambon selama 4,5 jam ke Pulau Osi yang letaknya berada di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku. Namun perjalanan yang melelahkan terbayar bila sudah sampai pantai Pulau Osi.
Bagi masyarakat Kota Ambon, Pulau Osi sangat populer sebagai salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi setiap wisatawan yang datang ke Maluku.
Pulau Osi menawarkan keindahan panorama lautan lengkap dengan rumah-rumah panggung yang unik nan menarik dengan dikelilingi rimbunnya tanaman bakau.
Baca Juga:
Sumba Ditahbiskan Destinasi Favorit di 2024, ini nih Keindahan Wisatanya

Wisatawan yang hendak ke Pulau Osi, menggunakan transportasi kapal. Dari Kota Ambon wisatawan naik kapal dari Pelabuhan Hunimua di Maluku tengah (Malteng). Kemudian menumpang feri menuju Pelabuhan Waipirit. Waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 sampai 2 jam, sebab ini tergantung kapal feri yang beroperasi.
Setelah tiba di Pelabuhan Waipirit Seram Bagian Barat, masih butuh waktu satu jam untuk sampai ke Pulau Osi. Wisatawan akan melewati beberapa desa seperti Waisarisa, Piru, dan Dusun Pelita Jaya.
Sepanjang perjalanan menuju Dusun Pelita Jaya, daerah terdekat Pulau Osi, wisatawan akan disuguhkan dengan indahnya pemandangan panorama nan unik. Seperti hamparan padang rumput di sisi kanan dan kiri sejauh tiga kilometer yang dimulai dari Kantor DPRD Seram Bagian Barat.
Dusun Pelita Jaya adalah salah satu dusun terdekat dengan ekowisata Pulau Osi selain Resitlemen Pulau Osi. Dusun Pelita jaya terletak tiga kilometer dari spot ekowisata Pulau Osi. Dusun ini dihuni sekira 300 keluarga yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Mayoritas warga di dusun ini berasal dari Sulawesi Tenggara. Mereka sudah bermukim turun-temurun sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu.
Dusun ini menjadi tempat persinggahan sementara bagi siapa pun yang ingin melancong ke Pulau Osi. Di dusun ini sudah ada dua penginapan dengan harga terjangkau. Biasanya pelancong backpacker, menjadikan Dusun Pelita Jaya sebagai tempat menginap. Ini menjadi alternatif akomodasi selain menginap di Pulau Osi.
Butuh waktu 10 menit untuk sampai ke spot ekowisata Pulau Osi dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Dusun Pelita Jaya dan spot ekowisata Pulau Osi dihubungkan dengan gapura dan jembatan kayu sepanjang satu kilometer. Jembatan kayu selebar 2,5 meter menuju rumah-rumah panggung di Pulau Osi.
Bagi pengendara roda dua dapat langsung menuju ke rumah-rumah panggung di atas laut. Sementara untuk kendaraan roda empat harus diparkir di tempat yang sudah disediakan. Dari situ warga setempat menyediakan jasa angkutan ojek untuk mengantarkan ke Pulau Osi.
Pulau Osi secara karakteristik ada dalam otoritas pengelolaan daerah konservasi. Sementara kewenangan pemda sejauh ini masih terbatas. Oleh karena itu, sampai saat ini pengelolaannya masih dilakukan swadaya masyarakat setempat.
Untuk masuk ke Pulau Osi harus melewati portal La Samadu yang mengutip uang jasa. Menurut penjaga portal itu uang kutipan itu digunakan untuk rehab jembatan. Uang yang diperoleh diserahkan ke kas Dusun Pulau Osi untuk perbaikan jembatan.
Baca Juga:
Purnama Tilem Prambanan Akomodasi Umat Hindu di Candi Prambanan

Sepanjang jembatan kayu yang dilewati, rimbunnya tanaman bakau menaungi wisatawan yang melewatinya. Panoramanya sangat cantik. Memberikan kesejukan tersendiri bagi wisatawan yang melewatinya. Rugi rasanya jika tak mengabadikan momen di jembatan itu.
Pulau Osi kemudian memberikan pemandangan laut tenang yang memantulkan warna hijau kebiruan. Tak perlu berenang jika ingin melihat ikan-ikan dan biota laut seperti rumput laut, terumbu karang, hingga bintang laut di perairan Pulau Osi. Dengan mata telanjang sekelompok ikan, yang biasanya menjadi hiasan akuarium, gerakan berenang ikan seolah tarian menyambut wisatawan yang datang.
Pada malam hari, meskipun tak menggunakan lampu, wisatawan akan diterangi dengan pendaran cahaya bulan dengan bintang-bintang bertebaran sejauh mata memandang.
Deretan rumah-rumah panggung yang menjadi penginapan bagi para wisatawan tersusun rapi menghadap ke Pulau Buntal. Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku telah melakukan inventarisasi objek wisata unggulan di kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa.
"Kunjungan wisatawan ke SBB mulai meningkat ke sejumlah destinasi wisata yang menjadi sasaran wisatawan, salah satunya Pulau Osi, Air Putri Waiyoho, dan Kairatu Beach," kata Kepala Dinas Pariwisata Seram Bagian Barat Jems Riklof Kapuate
Masyarakat memang mengandalkan mata pencaharian sebagai nelayan. Namun Pulau Osi sebagian besar hidup dari geliat objek ekowisata itu. Mereka memanfaatkan peluang Pulau Osi sebagai ekowisata dengan membuat keramba ikan untuk diolah sebagai kuliner khas di Pulau Osi.
Pulau Osi memiliki kuliner andalan yang tak kalah nikmat di lidah penikmat boga. Ikan bakar di Pulau Osi berbeda rasanya dengan ikan bakar yang dijual di perkotaan. Warga lokal menyebutnya "baru satu kali mati". Pasalnya, ikan bakar di Pulau Osi adalah ikan segar yang diangkat langsung dari keramba kemudian dibakar.
Pun rasanya tak lengkap jika mengunjungi Maluku tanpa menikmati ikan bakar dan colo-colo khasnya. Colo-colo adalah lalapan mentah berkuah berisikan bawang merah, kemangi, tomat, jeruk limau, cabai rawit, sedikit garam, dan minyak goreng. Ada juga menggunakan kecap sebagai pelengkap. (*)
Baca Juga: