Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban

Senin, 08 Desember 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Bencana alam yang terjadi di Sumatra kini banyak diisi narasi menyesatkan dan saling tuding menuding.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Veritas Institut, Aldi Tahir, mengajak para figur publik dan influencer untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi, khususnya berkaitan dengan isu kekerasan seksual dan kondisi darurat kemanusiaan.

Menurut Aldi, setiap ucapan di ruang publik memiliki dampak.

“Karena itu, dibutuhkan tanggung jawab moral agar narasi yang disampaikan tidak justru memperpanjang penderitaan korban dan merusak kepercayaan publik,” jelas Aldi kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/10).

Baca juga:

Bukan Cuma Kemenhut, Bencana Sumatra Dinilai Jadi 'Kesalahan Besar' Kementerian Lain

Aldi menegaskan, penyampaian informasi yang belum terkonfirmasi justru dapat menimbulkan trauma baru bagi korban dan keluarganya, serta memicu kepanikan di tengah masyarakat yang sedang berada dalam situasi darurat bencana.

"Jika disampaikan tanpa data resmi dan verifikasi yang jelas, narasi seperti itu sangat berisiko melukai korban untuk kedua kalinya," ujar Aldi.

Ia menilai, ruang digital seharusnya digunakan untuk menguatkan solidaritas dan edukasi publik, bukan untuk menyebarkan cerita sepihak yang belum tentu benar.

Apalagi, masyarakat di wilayah bencana sedang berada dalam kondisi rentan, baik secara fisik maupun psikologis.

Baca juga:

Kabupaten Agam dan Pesisir Selatan Sumbar Belum Dialiri Listrik, Kapolda: Akses Jalan Terputus dan Potensi Bencana Susulan

Saat situasi bencana, yang dibutuhkan masyarakat adalah ketenangan, informasi yang akurat, serta edukasi yang membangun.

“Bukan narasi yang bisa memicu ketakutan, stigma, dan kecurigaan," katanya.

Aldi meminta agar kritik disampaikan secara objektif dan berbasis data. Kritik itu penting dalam demokrasi, tetapi harus dibangun di atas fakta.

“Kita juga harus adil melihat kerja keras TNI, Polri, BNPB, tenaga medis, relawan, dan pemerintah daerah yang selama ini berada di garis depan membantu para korban," jelasnya. (knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan