Proyek IKN Menuai Kontroversi, Pengamat Anggap Bentuk Kepedulian

Rabu, 24 Juli 2024 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan mendapat sorotan seluruh penjuru tanah air. Pengamat politik Andre Vincent Wenas menilai, semua kritik dan perdebatan soal IKN justru sebagai hal positif.

“Ini menunjukkan kepedulian dan keterlibatan masyarakat luas terhadap inisiatif perpindahan ibu kota negara,” kata Andre di Jakarta, Rabu (24/7).

Andre melihat, adanya protes, kritikan, nyinyiran dan hinaan adalah hal biasa dalam manajemen perubahan.

“Gravitasi ini memang nyata dan memang perlu juga. Dalam “change management” disebut sebagai faktor pengendali yang bisa menancapkan jangkar agar kita tidak hanyut mengawang-awang di alam khayal,” jelas Andre.

Andre melihat, proyek besar IKN ini mau tidak mau telah menggeret mental bangsa untuk jadi revolusioner dan progresif.

“Event peringatan hari kemerdekaan yang hybrid (di IKN dan di Jakarta) adalah suatu bentuk perayaan yang dalam change-management diperlukan untuk menjaga momentum perubahan itu,” tutur Andre.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA] : Proyek IKN Dihentikan Mulai 10 Agustus 2024

Direktur Lembaga Kajian Strategis PERSEPEKTIF ini menganggap, pembangunan IKN ini bukan pekerjaan setahun dua tahun. Andre mencontohkan tahapan realisasi dibagi menjadi lima fase.

Fase pembangunan pertama tahun 2022-2024, disebut dengan pemindahan tahap awal. Fase kedua periode 2025-2029, disebut dengan pembangunan IKN sebagai area inti yang tangguh.

Fase ketiga 2030-2034 yakni melanjutkan pembangunan IKN dengan lebih progresif. Fase keempat 2035-2039 membangun seluruh infrastruktur dan ekosistem tiga kota untuk percepatan pembangunan Kalimantan.

Dan fase kelima 2040-2045 mengokohkan reputasi IKN sebagai kota dunia untuk semua. Andre yakin memindahkan ibu kota negara sebagai bagian integral dari proses revolusi mental bangsa.

Baca juga:

Progres Pembangunan Jalan Tol, Jaringan Air Baku dan Lapangan Upacara HUT RI di IKN

“Bukan sekedar pembangunan fisiknya saja, tetapi lebih dalam dari segi mental kultural yang berdampak pada perubahan paradigmatik, perubahan sikap mental bangsa,” tutup Andre. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan