Prabowo Lantik Djamari Chaniago Jadi Menko Polkam, PKS Ingatkan Tantangan Berat

Kamis, 18 September 2025 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Presiden Prabowo Subianto telah resemi melantik Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), menggantikan Budi Gunawan. Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9).

Djamari yang merupakan mantan Pangkostrad, diharapkan mampu menjawab tantangan besar di bidang politik dan keamanan. Wakil Ketua Bidang Polhukam Fraksi PKS DPR RI, Sukamta, menyampaikan ucapan selamat sekaligus pesan penting untuk Menko Polkam yang baru.

“Presiden Prabowo tentu memilih beliau dengan pertimbangan matang. Saya berharap beliau dapat menjawab tantangan ke depan yang tidak mudah, apalagi di tengah situasi dunia yang berbahaya,” ujar Sukamta dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9).

Baca juga:

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Dilantik Jadi Menko Polkam, Segini Harta Kekayaan Djamari Chaniago

Menurut Sukamta yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR, tantangan yang dihadapi Menko Polkam terbagi dalam dua aspek: internal dan eksternal. Di dalam negeri, kata dia, tantangan muncul dari menurunnya kualitas demokrasi.

“Skor indeks demokrasi Indonesia terus menurun. Pada 2024, skornya 6,44, lebih rendah dibanding 2023 sebesar 6,5 dan 2022 yang mencapai 6,7, dari skala 10. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai flawed democracy,” jelasnya.

Selain itu, dinamika politik dalam negeri yang memanas juga menjadi sorotan. Menurutnya, gejolak terjadi karena kekecewaan rakyat terhadap DPR maupun lembaga pemerintah lain, termasuk kepolisian dan Kementerian Keuangan.

“Ini menjadi tantangan besar bagi Menko Polkam untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan, dengan tetap menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan sipil dalam menyampaikan aspirasi,” tegas Sukamta.

Baca juga:

Pesan Khusus Presiden Prabowo untuk Djamari Chaniago: Gunakan Sisa Umur untuk Bangsa

Sementara dari sisi eksternal, Djamari juga harus menghadapi dinamika geopolitik global dan regional.

“PR besar ada di konflik Timur Tengah, khususnya Palestina dan Israel. Konflik ini kompleks karena melibatkan banyak negara lintas benua dan bisa berdampak tidak langsung terhadap Indonesia,” paparnya.

Selain itu, isu konflik perbatasan kawasan juga harus diantisipasi, seperti perselisihan Thailand–Kamboja maupun sengketa Blok Ambalat yang kembali mencuat antara Indonesia dan Malaysia.

“Dengan pengalaman beliau, semoga tugas-tugas berat ini dapat dihadapi dan diselesaikan bersama,” pungkas Sukamta. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan