Polri Sebut Rencana Pemulangan Ratusan Eks Kombatan ISIS Belum Pasti
Senin, 10 Februari 2020 -
MerahPutih.com - Karopenmas Polri Brigjen Argo Yuwono menyebut belum ada kepastian terkait pemulangan warga negara Indonesia (WNI) eks kombatan ISIS. Menurut Argo, hal itu adalah kewenangan pemerintah.
"Pihak kepolisian hanya membantu. Belum ada kepastian juga. Nanti kalau ada kepastian baru deh kami rencanakan apa yang harus dilakukan," katanya kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/2).
Baca Juga:
Pihaknya tetap berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pemerintah terkait hal tersebut.
"Ya semua ini nunggu kepastian kan di sini semua terlibat seperti BNPT ya. Intinya nunggu kepastian saja ya," kata dia.
Sementara, Detasemen Khusus (Densus) 88 menembak mati satu orang terduga teroris berinisial WF di Pelalawan, Riau. Diduga WF terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Argo Yuwono menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (6/2). Terduga WF, saat itu, sedang menumpang perahu di sekitar Pelalawan.
"Dari anggota juga melakukan imbauan dan komunikasi dengan nakhoda bahwa ada seorang laki-laki yang diduga pelaku teroris di kapal tersebut," kata Argo.
Argo menjelaskan, usai petugas bernegosiasi dengan awak kapal dan melakukan penangkapan, WF memberikan perlawanan dengan melemparkan bom pipa kepada seorang petugas.
Hal itu membuat petugas kesulitan melakukan penangkapan sehingga terpaksa melakukan tindakan secara tegas dengan menembak terduga teroris itu.
"Kami lakukan tindakan tegas dan terukur sebelum menangkap, karena dia melempar bom pipa," ujar dia. "Ada anggota satu yang terluka saat kejar-mengejar tersebut."
Baca Juga:
Wali Kota Solo Ragukan WNI Kombatan ISIS Bisa Terima Ideologi Pancasila
Menurut Argo, WF merupakan salah satu anggota JAD. Meski tak merinci, Argo mengatakan bahwa WF sudah berencana untuk hijrah ke Suriah.
"Dia adalah jaringan JAD," kata Argo.
Selama penyelidikan, WF merupakan sosok yang menjadi admin grup WhatsApp dan merekrut teroris. Salah satunya, kata Argo, merupakan polwan berinisial NOS.
"Termasuk anggota Polwan yang dari Maluku Utara," ujar dia.
NOS bertugas di Kepolisian Daerah Maluku Utara ditangkap Densus 88 Antiteror pada Oktober 2019. NOS diamankan atas dugaan keterkaitannya dengan jaringan terorisme
Kepolisian menduga NOS telah terpapar paham radikal ISIS. Dari hasil pemeriksaan, paparan paham ISIS itu didapat NOS dari media sosial. (Knu)
Baca Juga:
Pulangkan Kombatan ISIS dari Suriah Bangkitkan Kelompok Teroris di Indonesia