'Lupa Daratan' Kisahkan Aktor tak Bisa Akting Mematahkan Kutukan, Komedi Mengocok Perut Berbalut Cerita Brotherhood
'Lupa Daratan' Kisahkan Aktor tak Bisa Akting Mematahkan Kutukan, Komedi Mengocok Perut Berbalut Cerita Brotherhood.(foto: Dok Netflix)
MERAHPUTIH.COM — “KAMU bisa jadi karakter apa aja di film. Tapi di kehidupan nyata, karakter lu harus tetap,” kata Iksan menyengamati adiknya, Vino Agustian, saat sang adik memulai karier aktingnya. Sayangnya, saat karier aktingnya menanjak ke puncak, Vino melupakan pesan itu.
Setelah menerima penghargaan sebagai aktor terbaik, Vino jemawa. Ia menjauh dari teman bahkan sang kakak yang menemaninya sedari awal. Hanya teman kuliahnya, Dimi, yang menemani Vino sebagai asisten.
Saat ia merasa ada di atas awan, menganggap diri si paling, keanehan terjadi. Penerima penghargaan aktor terbaik itu kehilangan kemampuan aktingnya. Video aktingnya yang gagal jadi viral, membuat Vino jadi bahan tertawaan. Satu per satu meninggalkan dia. Penggemar, sutradara, lalu produser.
Di tengah keterpurukannya, ditemani Dimi yang setia, Vino mencari jawaban dari kutukan aneh yang menimpanya. Segala cara dicoba, berobat ke dokter sampai mengunjungi fan yang sakit. Namun, kemampuan aktingnya tak kunjung kembali. Apakah yang sebenarnya menimpa Vino Agustian sampai kehilangan kemampuan aktingnya?
Baca juga:
Dimulai dari Premis Jahil
Perjalanan Vino menemukan jawaban dari kutukan hilang kemampuan akting menjadi jalinan kisah dalam film terbaru besutan sutradara Ernest Prakasa, Lupa Daratan. Premis sederhana aktor terbaik kehilangan kemampuan akting ini kemudian berkembang menjadi jalinan cerita komedi dengan makna mendalam.
“Film ini dimulai dengan premis aktor yang enggak bisa akting. Aneh sih ini. Dari situ mulai dipikirkan kemampuannya hilang karena apa dan muncul konsep brotherhood,” kata Ernest Prakasa dalam premiere film Lupa Daratan yang digelar di Senayan Park, Senayan, Jakarta, Rabu (10/12).
Sutradara yang sukses menggarap Agak Laen ini mengaku skenario Lupa Daratan jadi salah satu skenario terunik yang pernah ia kerjakan. “Biasanya saya menulis skenario yang berangkat dari keresahan, dari hal-hal yang cukup filosofis dan berat. Tapi film ini berangkat dari ide jahil yang cukup ringan dan menggelitik, sehingga proses kreatif ketika menulis skenarionya pun berbeda,” terang Ernest.
Ide jahil sederhana itu kemudia berkembang menjadi perjalanan yang dirangkai dengan adegan komedi, dialog-dialog lucu, serta kisah emosional nan mendalam. Kamu bakal diajak tertawa sejak film dimulai, menyelami hubungan personal kakak-beradik Vino dan Iksan, hingga sisi gelap dunia hiburan.
Lewat Lupa Daratan, Ernest membawa kita ke balik layar industri perfilman tampak berkilap dan penuh dengan figur-figur tenar. Kisah Vino menjadi bukti bahwa popularitas bagai pedang bermata dua: bisa menjadi sumber kemujuran maupun malapetaka. Akankah seorang bintang akan tetap mengingat jerih payah dan dukungan orang-orang terdekat yang membawanya sampai puncak kesuksesan, atau ia akan melupakan itu semua?
Ada sisi-sisi manusiawi yang kerap luput dari sorotan: kerja keras para pemain dan kru film, alasan personal yang mendorong seseorang untuk meraih cita-cita, dan orang-orang terdekat di luar industri film itu sendiri yang menjadi support system bagi para bintang film. Hal-hal yang jarang menjadi pembahasan ini menjadi pintu masuk cerita Lupa Daratan. Film ini menjelajahi momen-momen personal Vino Agustian di balik sorotan kamera: masa kecil Vino, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan para pelaku industri film, hingga hubungan antara seorang bintang dengan penggemarnya.
Baca juga:
Perdana, Ernest Prakasa dan Vino G Bastian ‘Lupa Daratan’ di Netflix, Tayang 11 Desember?
Kisah para Karakter
Aktor Vino G Bastian berperan sebagai Vino Agustian, aktor top yang mendadak enggak bisa akting. Selain itu, ada Dea Panendra yang memerankan Dimi, asisten Vino, Agus Kuncoro sebagai Iksan, kakak Vino, serta Emil Kusumo sebagai Hasto, produser Vino.
Vino G Bastian mengungkapkan, saat pertama kali ia membaca skenario film ini, ia merasa seperti berada dalam dunia film yang sehari-hari ia jalani. “Kurang lebih sama, yaitu mengurus jadwal dengan manajer, bertemu penggemar, atau berbincang dengan orang-orang film. Bedanya, karakter Vino Agustian ini merasa terlalu bangga dengan pencapaian dia sendiri dan apa yang dia capai itu merupakan jerih payahnya sendiri,” ujarnya.
Meski begitu, Vino mengaku tak mudah memerankan seorang aktor yang enggak bisa akting. “Biasanya saya masuk ke film menjadi karakter A, B, C yang berada di luar dunia saya. Di film ini, dunianya, ya dunia saya dan saya memerankan saya. Bermain sebagai aktor yang tidak bisa akting karena itu sangat subjektif, bagaimana caranya supaya orang percaya. Itu jadi tantangan untuk menerjemahkan naskah Ernest. Itu yang susah banget,” cerita Vino dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, Dea Panendra mengaku memerankan Dimi menjadi karakter yang cukup versatile. “Dimi ini bisa menempatkan diri dalam lingkungan apa pun dan Vino butuh orang yang seperti itu. Dimi hadir dalam hidup Vino sebagai asisten sekaligus sahabat yang melindunginya dari hiruk-pikuk dunia film,” jelasnya.
Emil Kusumo yang memerankan Hasto, manajer Vino Agustian, mengutarakan perannya dianggap sangat berdampak dalam hidup sang aktor. “Hasto inilah yang pertama kali menemukan potensi Vino. Seorang manajer tidak hanya mengurus kontrak dan angka, tapi memiliki tanggung jawab yang besar. Di situlah kita akan melihat intensi Hasto ini sebenarnya baik atau jahat, atau bisa jadi abu-abu.”
Agus Kuncoro yang berperan sebagai Iksan, kakak dari Vino Agustian, membawa lapisan khusus pada komedi berbalut drama racikan Ernest di Lupa Daratan. “Dia tahu sekali titik-titik emosi ada di mana dan dia memegang betul orkestrasinya. Sebagai aktor, kami hanya memberikan yang terbaik. Hal yang paling penting ditekankan Ernest yakni chemistry antarpemain. Itu menjadi segalanya,” ungkapnya.
“Saya memang menginginkan adegan yang terjadi dengan organik, agar para aktor menyampaikan emosi yang tidak dilatih sebelumnya. Saya juga memberi kebebasan aktor untuk menentukan blocking maupun gestur apa saja, kamera akan selalu standby,” kata Ernest mengenai gaya pengambilan gambar untuk adegan-adegan nan emosional dalam Lupa Daratan.
Sebagai salah satu film yang paling dinantikan tahun ini, Lupa Daratan membawa penonton masuk ke balik glamornya dunia film sekaligus menyajikan sentuhan drama yang mengharukan. Film ini juga menghadirkan penampilan spesial dari Lukman Sardi, Sheila Dara Aisha, Kristo Immanuel, Arie Kriting, Ardit Erwandha, Indra Jegel, hingga Morgan Oey.
Lupa Daratan tayang di Netflix mulai 11 Desember. Pastikan kamu tak terlewat ya.(dwi)?
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
'Lupa Daratan' Kisahkan Aktor tak Bisa Akting Mematahkan Kutukan, Komedi Mengocok Perut Berbalut Cerita Brotherhood
Nonton Film Bioskop dari Rumah: HBO Max dan Viu Umumkan Paket Bundling di Asia Tenggara
Siapa Toph di Avatar Season 2? Teaser Netflix Jawab Semuanya
Manga 'Look Back' Diadaptasi Jadi Film Live-Action, Kore-eda Hirokazu Siap Hadirkan Fujino ke Layar Lebar di 2026
Film ‘Ready or Not 2: Here I Come’ akan Hadir April 2026, Trailer Baru Tampilkan Teror Lebih Mencekam
Angga Dwimas Sasongko Hadirkan ‘Ratu Malaka’, Perpaduan Aksi dan Budaya Asia Tenggara
Film Thriller 'How to Make a Killing' Hadir Februari 2026, Kisah Warisan Berdarah Dimulai
Paramount Tantang Netflix, Agresif Tawari Warner Bros Rp 1.240 Triliun untuk Akuisisi
Golden Globes 2026 Berikan Sorotan ke Karya Luar Hollywood, Film Korea ‘No Other Choice’ Dapat 2 Nominasi
‘One Battle After Another’, Film Baru Leonardo DiCaprio Borong Nominasi Golden Globes Award 2026