Plasenta Akreta, Problema Ibu Hamil yang Butuh Perhatian Khusus

Jumat, 30 Desember 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

TUBUH perempuan memang didesain untuk memiliki kemampuan menumbuhkan janin di dalam rahim hingga ia lahir ke dunia sebagai manusia baru. Janin di dalam rahim tentunya membutuhkan nutrisi untuk bisa berkembang secara optimal melalui plasenta.

Seperti yang kita ketahui, saat hamil tubuh perempuan akan “menciptakan” organ baru yaitu plasenta sebagai asupan nutrisi utama bagi janin. Tapi sayangnya, tak semua perempuan mengalami masa kehamilan yang mulus. Ada banyak risiko-risiko kehamilan termasuk masalah pada plasenta seperti plasenta akreta.

Baca Juga:

Aman dan Nyaman, Ini Posisi Tidur Terbaik untuk Ibu Hamil

Menurut Clevelandclinic, plasenta akreta merupakan kondisi ketika plasenta melekat terlalu dalam pada dinding rahim sehingga seringkali menyebabkan pendarahan dan menutup jalan lahir.

Beberapa masalah kehamilan dapat memengaruhi proses persalinan. (Foto: Pixabay/Parentingupstream)

Plasenta umumnya akan berpindah posisi ke atas seiring dengan berjalannya waktu agar tidak menghalangi jalan lahir bayi. Di beberapa kasus ada juga plasenta yang berhasil pindah posisi tetapi akhirnya mengalami plasenta akreta, sehingga setelah bayi lahir dokter kesulitan untuk mengeluarkan plasenta tersebut. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan hebat hingga berujung kematian.

1. Hamil di usia tua

Hamil di usia tua memang tidak pernah direkomendasikan oleh dokter kandungan. Meskipun perempuan yang sudah berusia lanjut masih bisa hamil selama belum mengalami menopause, kondisi rahim dinilai tak lagi optimal dan dianggap sebagai kehamilan berisiko. Plasenta akreta banyak menyerang ibu-ibu hamil yang telah lanjut usia.

2. Ada riwayat operasi

Apakah masalah plasenta akreta sudah pasti hanya menyerang ibu hamil lanjut usia? Tentu saja tidak. Dalam beberapa kasus, perempuan hamil di usia muda bisa mengalami plasenta akreta jika sebelumnya memiliki riwayat operasi di bagian abdomen, baik itu operasi pengangkatan penyakit atau riwayat operasi caesar.

Baca Juga:

Bahaya Hipertensi Untuk Ibu Hamil dan Janin

Plasenta berperan besar dalam menyalurkan nutrisi kepada bayi di dalam kandungan. (Trivia 2_Pixabay_Greyerbaby)

3. Kelahiran prematur

Plasenta akreta tak hanya menyebabkan pendarahan saat persalinan saja. Ibu hamil dengan plasenta akreta dapat mengalami pendarahan hebat beberapa kali selama masa kehamilan. Pendarahan di tengah perjalanan kehamilan dapat menyebabkan bayi kekurangan suplai nutrisi dan oksigen, sehingga bayi berisiko lahir prematur.

4. Merusak organ lain

Plasenta yang tumbuh terlalu dalam bisa menyebabkan gangguan pada organ vital lain seperti uterus. Setelah melahirkan bayi, dokter harus mengangkat plasenta karena tak lagi dibutuhkan oleh tubuh.

Tetapi plasenta akreta menyebabkan plasenta menempel terlalu dalam pada dinding rahim dan bisa saja masuk hingga merusak uterus. Jika sudah begini, dokter akan mengambil tindakan pengangkatan rahim agar ibu tak mengalami pendarahan berkelanjutan di kemudian hari. (mar)

Baca Juga:

Kulit Mulus Bebas Stretch Mark di Masa Kehamilan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan