Pertamina Kuasai 96 Pasar BBM, Mengimpor Minyak Mentah 40 Persen dari Konsumsi Masyarakat
Senin, 03 Maret 2025 -
MerahPutih.com - PT Pertamina membentuk Tim Crisis Center (TCC) untuk mengevaluasi keseluruhan proses bisnis Pertamina, utamanya dari aspek operasional, sebagai bentuk dari komitmen memperbaiki tata kelola perusahaan.
Hal itu setelah Pertamina Patra Niaga melakukan pembelian atau pembayaran untuk RON 92, padahal sebenarnya hanya membeli RON 90 atau lebih rendah. RON 90 tersebut kemudian dilakukan blending di storage/depo untuk menjadi RON 92 dan hal tersebut tidak diperbolehkan.
Pelaksana tugas harian (Pth) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan, pangsa pasar atau market share bahan bakar minyak (BBM) SPBU Pertamina mencakup 95–96 persen pasar Indonesia.
“Dari Sabang sampai Merauke, itu (Pertamina) market share-nya paling besar (dari SPBU lain). Saat ini, kami kurang lebih market share-nya ada sekitar 95–96 persen untuk market share BBM,” ucap Mars Ega dalam konferensi pers yang digelar di Grha Pertamina Jakarta, Senin (3/3).
Baca juga:
Buntut Kasus Penyelewengan BBM Subsidi di Sulawesi Tenggara, Negara Rugi Rp 105 Miliar
Ia mengatakan, Pertamina bertugas untuk memenuhi kebutuhan BBM sebagian besar masyarakat Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menjelaskan, produksi minyak mentah dalam negeri belum mampu untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Oleh karena itu, Pertamina perlu mengimpor minyak mentah sekitar 40 persen dari konsumsi masyarakat, dan mengimpor sekitar 42 persen produk kilang dari luar negeri.
"BBM merupakan salah satu jenis produk kilang yang diimpor oleh Pertamina. hal ini harus tetap terus berjalan untuk memastikan ketahanan energi dan ketersediaan energi di masyarakat,” ucapnya. (*)