Pertama Kalinya, World Water Forum Bakal Hasilkan Deklarasi Tingkat Menteri

Minggu, 19 Mei 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat menyebutkan, bahwa World Water Forum ke-10 di Bali akan menghasilkan deklarasi tingkat menteri untuk pertama kalinya sejak digelar di Maroko pada 1997 silam.

“Untuk kali pertama dalam sejarah World Water Forum, akan dihasilkan deklarasi tingkat menteri yang tidak dinegosiasikan, tapi dalam bentuk konsultasi,” kata dia dalam jumpa pers di Badung, Bali, pada Minggu (19/5).

Deklarasi yang akan disahkan secara resmi pada 21 Mei itu, memuat empat hal pokok yang diperjuangkan oleh Indonesia.

Poin pertama, kesepakatan internasional melalui Sidang Majelis Umum PBB terkait dengan penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day).

Baca juga:

Polisi Perbanyak Patroli di Wilayah Pelabuhan saat World Water Forum

“Ini akan menjadi satu legacy yang penting dari WWF ke-10 karena selama ini perhatian terhadap pengelolaan danau relatif kurang banyak,” kata Tri.

Kedua, kesepakatan atas usulan Indonesia untuk membentuk Center of Excellence terkait dengan isu-isu air dan perubahan iklim beserta upaya resiliensinya.

Ketiga, pengelolaan sumber daya air secara terpadu, khususnya di pulau-pulai kecil yang menjadi kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Keempat, upaya Indonesia untuk meninggalkan warisan (legacy) lewat 100 lebih proyek nyata bidang air yang telah dikurasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga:

World Water Forum ke-10 Hadirkan KTT Sampai Penandatanganan Hibah

Tri mengatakan, pelaksanaan World Water Forum 2024 istimewa karena untuk pertama kalinya, pertemuan tingkat tinggi (high level meeting) akan digelar. Sesi tersebut akan dihadiri oleh perwakilan 108 negara dan 30 organisasi internasional.

Forum tiga tahunan tersebut juga akan meninggalkan warisan berupa kompendium atau kumpulan proyek yang sudah dikurasi oleh kementerian dan lembaga terkait di Indonesia.

“Nanti akan ada yang disebut concrete deliverables atau hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek-proyek kegiatan, yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia atau oleh Indonesia tapi juga cakupannya ada di seluruh dunia,” kata dia. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan