Penting, Pemerataan Vaksinasi untuk Polio
Jumat, 19 Januari 2024 -
MERAHPUTIH.COM - HARI Anak Sedunia pada November lalu menjadi pengingat untuk tetap waspada dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, terutama wabah penyakit polio. "Polio pada umumnya berdampak pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Virus polio menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang tidak dapat dipulihkan dalam hitungan hari," kata Kepala Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr Hartono Gunardi, Sp.A(K), dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Satu dari 200 infeksi akan menyebabkan kelumpuhan permanen. Sebanyak 5-10 persen dari mereka yang lumpuh dapat meninggal ketika otot pernapasan mereka menjadi tidak bergerak.
BACA JUGA:
Kesuksesan dalam mengatasi polio di masa lalu membuat banyak orang tidak menyadari konsekuensi serius dari infeksi polio. Selain itu, banyak pula kesalahpahaman yang menganggap bahwa status 'bebas polio' menjamin kekebalan terhadap wabah ini di masa depan. Padahal, pengendalian polio jauh lebih kompleks daripada penyakit menular lainnya, seperti cacar. Virus polio dapat bertahan di lingkungan sekitar dan mudah menyebar. Oleh karena itu, vaksinasi harus terus dilakukan dan masyarakat harus tetap waspada agar tidak kehilangan pencapaian yang telah diraih dalam beberapa dekade terakhir.
Sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kelompok Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia (ITAGI), pemerintah Indonesia telah meluncurkan kampanye imunisasi nasional dengan dosis kedua Vaksin Polio Inaktif (IPV2) sebagai bentuk perlindungan optimal bagi anak-anak di Indonesia terhadap polio. Pengenalan IPV2 bertujuan untuk melengkapi rangkaian dosis imunisasi polio.
BACA JUGA:
108 Ribu Balita di Bandung Ditargetkan Mendapat Imunisasi Polio
Maka dari itu, untuk mempertahankan status bebas polio negara dan memastikan cakupan imunisasi polio yang lebih luas, seluruh lapisan masyarakat dapat berkontribusi dengan beberapa cara. Pertama, orangtua segera mengimunisasi anak-anak dan berbicara dengan dokter untuk mendapatkan informasi berbasis bukti.
Dokter juga harus mendukung orang tua dan pengasuh untuk mengimunisasi anak-anak. Selain itu, pemimpin masyarakat, pemimpin agama, dan anggota masyarakat lainnya memastikan berbagi informasi tentang polio dan vaksin dengan bertanggung jawab dan akurat.(and)
BACA JUGA:
Kemenkes Tetapkan KLB Polio, Pemkab Klaten Gencarkan Pekan Imunisasi Nasional