Penghapusan Ambang Batas Parlemen Dinilai Muluskan Partai yang Dekat dengan Jokowi

Minggu, 03 Maret 2024 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Partai Ummat menyambut baik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas parlemen atau Parliamantary Threshold yang sebelumnya ditetapkan 4 persen.

"Partai Ummat secara umum menyambut baik hasil keputusan penghapusan 4 persen ambang batas parlemen karena persyaratan ini bertentangan dengan amanat rakyat dan demokrasi," kata politikus Partai Ummat, Buni Yani dalam keterangannya, Minggu (3/2).

Baca Juga:

PSI Tetap Optimis Lolos ke Parlemen Walau Elektabilitasnya Masih Rendah

Meski demikian, Buni Yani mengatakan partainya memberi sejumlah catatan soal putusan tersebut. Salah satunya, adalah putusan ini baru berlaku pada pemilu selanjutnya tahun 2029 mendatang.

Buni Yani mempertanyakan kenapa baru ini diputuskan, bukan jauh-jauh hari sebelum pemilu 2024 berlangsung.

"Ini mengingatkan kita semua bagaimana zalimnya rezim ini mengacak-acak UU Pemilu dan MK sehingga Gibran yang kualitasnya di bawah standar bisa jadi cawapres," kata Buni Yani.

Baca Juga:

MK Hapus Ambang Batas Parlemen 4 Persen, Berlaku untuk Pemilu 2029

Meski putusan penghapusan ambang batas parlemen menguntungkan partai-partai kecil seperti partai Ummat, Buni Yani curiga putusan tersebut cuma langkah untuk memuluskan partai tertentu yang dekat dengan Jokowi.

"Oleh karena hal ini, maka kecurigaan publik bahwa ambang batas parlemen dihapuskan untuk memuluskan partai tertentu yang dekat dengan Jokowi menjadi punya dasar," kata dia.

"Karena kalau tetap ada ambang batas perleman maka kemungkinan besar partai tersebut tidak akan pernah bisa masuk Senayan karena tidak memiliki cukup pemilih," sambungnya.

Baca Juga:

Mahfud Tegaskan Angket Tak Bisa Ubah Hasil Pemilu, Tapi Bisa Makzulkan Presiden

Buni Yani bersama Partai Ummat pun mendesak agar MK bisa terus independen, dan terlepas dari kepentingan politik oleh elite tertentu.

"Kami mendesak agar MK menjadi lembaga yang jauh dari kepentingan politik kelompok tertentu, namun murni berpikir agar membawa bangsa secara keseluruhan ke arah yang lebih baik," pungkasnya. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan