Tak Ada Presidential Threshold di Pemilu, Bamsoet: Capres Berkualitas Rendah Diprediksi bakal Muncul


Anggota komisi III DPR, Bambang Soesatyo. (Foto: dok. media MPR)
MerahPutih.com - Penghapusan presidential threshold membawa implikasi yang kompleks bagi dinamika politik Indonesia.
Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menilai, bertambahnya jumlah pasangan calon presiden tidak selalu menjadi pertanda positif. Ada risiko fragmentasi politik, polarisasi, tingginya biaya politik dan munculnya calon berkualitas rendah menjadi tantangan yang nyata.
“Perlu dicarikan strategi yang tepat untuk menghindari terlalu banyaknya pasangan calon presiden, namun dengan kualitas yang rendah dan agenda politik yang sempit,” kata Bamsoet dalam keteranganya kepada wartawan dikutip Jumat (10/1).
Baca juga:
Menurut Bamsoet, dengan dihapuskannya presidential threshold, setiap partai politik kini memiliki kesempatan yang sama untuk mencalonkan pasangan calon presiden.
“Hal ini berpotensi memicu munculnya banyak calon presiden pada Pilpres mendatang,” sebut Bamsoet.
Bamsoet melihat, dengan penghapusan presidential threshold, diperkirakan jumlah pasangan calon presiden bisa meningkat lebih dari tiga pasangan di Pilpres 2024.
“Bahkan menjadi lebih dari empat atau bahkan enam pasangan pada Pilpres 2029,” jelas Bamsoet yang juga mantan Ketua MPR ini.
Baca juga:
Guru Besar Unair Prediksi Gugatan Presidential Treshold 0 Persen Bakal Ditolak
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menjelaskan, peningkatan jumlah kandidat Capres tidak selalu menjadi indikasi positif bagi demokrasi.
Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa banyaknya kandidat Capres yang muncul sering kali disertai dengan latar belakang politik yang kurang matang, visi misi yang terbatas, serta keterwakilan politik yang tidak proporsional.
Sebagai contoh, dalam pemilu presiden Brasil tahun 2018 terdapat 13 kandidat yang bertarung.
Hasilnya munculnya banyak calon presiden dengan pengalaman politik yang minimalis, serta menciptakan kebingungan di kalangan pemilih yang mencari figur pemimpin yang kredibel.
Baca juga:
Bamsoet menyebut, salah satu tantangan utama pasca penghapusan presidential threshold adalah menjaga kualitas kandidat.
Masyarakat perlu cerdas dalam memilih dan mendorong partai-partai untuk mengusulkan calon presiden yang memiliki visi dan misi yang jelas, serta agenda yang luas dan inklusif.
“Penting juga untuk mengedukasi pemilih tentang pentingnya kriteria kualitas dalam memilih pemimpin, bukan hanya berdasarkan popularitas atau citra semata,” tutup Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Golkar ini. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Bye-Bye Macet! Lihat Penampakan Taksi Terbang Tanpa Pilot yang Bakal Mengudara di IKN, Tarifnya Bikin Kaget!

Bamsoet Tegaskan Komunikasi Intensif Pemerintah dan Partai Politik Kunci Pengesahan RUU Perampasan Aset

Tak Ada Presidential Threshold di Pemilu, Bamsoet: Capres Berkualitas Rendah Diprediksi bakal Muncul

Konsekuensi Penghapusan Ambang Batas Capres, Presiden Tak Punya ‘Beking’ di DPR

Presidential Threshold Dihapus, Partai Politik Harus Segera Berbenah

MK Hapus Presidential Threshold, Pemerintah dan DPR Didorong Segera Revisi UU Pemilu

DPR Jangan Bermanuver Mengingkari Putusan Penghapusan Presidential Threshold

Gerindra Hormati Putusan MK yang Hapus Presidential Threshold

MPR: Sudah Seharusnya Pemilihan Presiden Tidak Dihalangi Ambang Batas

PKB Sebut Putusan MK akan Memicu Kontroversi
