Pengamat: TNI Harus Berbenah untuk Jadi Scholar Warrior

Kamis, 05 Oktober 2017 - Zaimul Haq Elfan Habib

MerahPutih.com - Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati menekankan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus melakukan pembenahan guna peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit TNI untuk menjadi Scholar Warrior. Hal itu disampaikan jelang menyambut hari ulang tahun (HUT) TNI yang ke-72.

"Kompetensi prajurit TNI harus mencapai tingkatan setara dengan kompetensi prajurit negara maju dan harus mencapai tingkatan intelektual akademik melakukan analisis berbagai operasi militer secara ilmiah," kata Nuning melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/10) malam.

Nuning melanjutkan, pembenahan TNI juga diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman, mulai dari ancaman militer, ancaman non-militer dan ancaman nirmiliter.

Menurutnya, organisasi TNI harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional.

"Seperti kita ketahui, rencana strategis (renstra) pembangunan TNI melalui program Minimum Essensial Force (MEF) dibagi dalam 3 tahap. Pertama 2009 hingga 2014, kedua 2015 sampai dengan 2019, dan terakhir 2020 hingga 2024," bebernya.

Target yang ditentukan dalam renstra pertama adalah 30 persen, kedua 30 persen, dan sisanya diselesaikan dalam renstra terakhir.

Saat ini, kata Nuning, dalam renstra pertama telah mencapai kurang lebih 27 persen. Hal ini berbeda jauh dengan dengan rentra kedua yang dalam 3 tahun terakhir masih 0 persen.

"Seharusnya dalam renstra kedua ini sudah harus tercapai, diantaranya pengadaan pesawat tempur TNI AU, kapal selam TNI AL, dan rudal taktis TNI AD," pungkasnya. (Asp)

Baca juga berita terkait Tentara Nasional Indonesia dalam artikel: Pengamat Militer: Tinggalkan Politik Domestik, TNI Harus Kuasai Geopolitik Asia Tenggara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan