Penahanan CEO Telegram Durov Disebut Serupa Kasus Julian Assange
Selasa, 27 Agustus 2024 -
MERAHPUTIH.COM - CEO Telegram Pavel Durov amat mungkin akan bernasib serupa dengan pendiri WikiLeaks Julian Assange. Semangat menghargai perbedaan pendapat yang diusung Durov, menurut para ahli, mengganggu banyak politisi.
"Telegram merupakan platform yang hanya menyensor sedikit konten. Sikap mereka yang mengizinkan hampir semua konten di platform mereka telah mengganggu para politisi di Barat dan Rusia sejak lama. Sedihnya, sepertinya Durov mungkin menjadi Julian Assange berikutnya," kata Pascal Lottaz, profesor studi netralitas di Universitas Kyoto, kepada Sputnik, dikutip ANTARA Senin (26/8).
Lottaz mengemukakan banyak orang menduga penahanan Durov merupakan upaya Prancis, dan juga organisasi regional Uni Eropa, untuk menindak Telegram. "Penangkapan ini sangat mengejutkan. Telegram merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan bebas. Penangkapan ini tidak didasarkan pada apa pun kecuali tekanan," kata politisi dan penulis Prancis Arash Derambarsh.
Baca juga:
CEO Telegram Pavel Durov Ditahan di Prancis, Legislator Jerman Ungkap Alasannya
Durov dilaporkan ditahan di bandara utara Paris setelah tiba dari Azerbaijan pada Sabtu (24/8). Durov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Rusia-Prancis, telah didakwa melakukan pelanggaran terkait dengan penggunaan aplikasinya secara kriminal, termasuk terorisme, perdagangan narkoba, pencucian uang, dan penipuan. Dakwaan itu dapat membuat miliarder berusia 39 tahun itu dipenjara hingga 20 tahun.
Sebelumnya pada Juni, pengadilan Amerika Serikat di Kepulauan Mariana Utara menjatuhkan hukuman kepada Assange sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan dengan jaksa federal. Putusan itu mengakhiri perjuangan hukumnya selama 14 tahun melawan ekstradisi ke AS.
Assange selama bertahun-tahun menghadapi tuntutan berdasarkan Undang-Undang Spionase karena memperoleh dan mengungkapkan informasi rahasia yang menjelaskan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pasukan AS di Irak dan Afghanistan.(*)
Baca juga:
CEO Telegram Pavel Durov Ditahan, Hubungan Rusia-Prancis Tegang