Pemudik di Tanjung Duren Dites Swab Usai Balik Kampung, 12 Orang Reaktif COVID-19
Sabtu, 22 Mei 2021 -
Merahputih.com - Sejumlah warga yang baru pulang mudik langsung 'dijemput' Polisi. Mereka dipaksa melakukan swab antigen demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Dari data yang tercatat di Polsek Tanjung Duren, dari Minggu (16/5) sampai Jumat (21/5) sudah 650 orang yang diswab antigen. Swab antigen dilakukan tidak hanya di kantornya saja, tapi juga secara door to door.
Baca Juga:
Hari Pertama Buka Usai Ditutup Anies, Pengunjung Ragunan Tak Sampai 10 Ribu Orang
"Jadi kami juga lakukan secara mobile, door to door dan ada juga di Kampung Tangguh Jaya," kata Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Rosana Albertina Labobar di kantornya, Jumat (21/5)
Wanita yang akrab disapa Ocha ini melanjutkan, kegiatan swab antigen ini tidak dipungut biaya alias gratis untuk warga yang berdomisili atau ber-KTP Tanjung Duren.
"Selama 6 hari ini sudah ada 12 yang reaktif COVId-19. Kemudian kami arahkan mereka untuk langsung swab PCR di Puskesmas Kecamatan," kata lulusan AKPOL 2007 ini.
Selama menunggu hasil swab PCR, warga yang reaktif ini menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan ketat dari Tiga Pilar Polsek Tanjung Duren.

Sehingga, warga yang jalani isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya tidak keluar dari rumah, demi mencegah penularan COVID-19 di lingkungan rumahnya.
"Selama isolasi mandiri, kami berikan bantuan sembako juga kepada warga demi memenuhi kebutuhan pangan selama isolasi mandiri," jelas Rosana.
Sementara itu, seorang warga bernama Sukari (39) menangis terharu dengan swab antigen yang dijalaninya di Polsek Tanjung Duren. Ia malah bersyukur dengan swab antigen ini mampu mengetahui kondisi tubuhnya.
"Apalagi buat orang susah seperti kami ini, yang memilih uangnya untuk makan sehari-hari daripada untuk swab antigen. Karena biaya swab antigen itu Rp, 150 ribu," ucap Sukari.
Baca Juga:
Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca-Lebaran, Anies Perpanjang PPKM
Ia mengaku baru pulang dari kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah dan baru tiba di Jakarta pada Rabu (19/5).
"Saya juga kan baru kembali tidak punya uang buat swab, jadi ini sangat membantu. Hasilnya saya negatif," tutup Sukari yang di Jakarta bekerja serabutan ini. (Knu)