Pemilu 2014, Ajang Kontestasi Paling Keras dan Sengit
Rabu, 17 Desember 2014 -
MerahPutih Politik - Pemilu 2014 adalah kontestasi paling keras dan sengit sepanjang perjalanan Republik Indonesia usai reformasi pada tahun 1998 lalu. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto dalam sebuah diskusi publik di kawasan Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Rabu (17/12).
Toto menjelaskan, kontestasi politik dalam pilpres 2014 berlangsung dengan keras lantaran hanya diikuti dua pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta Joko Widodo-Jusuf Kalla. Perseteruan bukan hanya terjadi ditataran elit politik semata, melainkan juga merambah sampai akar rumput. Masyarakat menjadi terbelah dalam pilpres 2014 lalu.
"Masyarakat saat itu terbelah dalam blok antara “kita” dan “mereka”. Kampanye politik juga diwarnai dengan beragam kampanye negatif dan hitam. Ujungnya, kedua kubu tidak mudah untuk mengakui kemenangan dan menerima kekalahan," tambah Toto menegaskan.
Masih kata Toto dinamika dan persaingan ketat juga terjadi di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar. Kedua partai politik tersebut hingga kini masih terbelah dalam kepengurusan partai politik.
"Ke depan, jika politik masih diwarnai dengan arogansi-arogansi politik seperti ditunjukkan setahun belakangan, nasib demokrasi kita tampaknya tidak akan banyak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik," tandas Toto.(BHD)