Pemda DIY Gelontorkan 250 Ton Minyak Goreng Subsidi ke Pasar Tradisional
Rabu, 16 Februari 2022 -
MerahPutih.com - Harga minyak goreng masih belum bisa terkendali di banyak daerah, salah satunya di Yogyakarta. Padahal, pemerintah telah banyak mengintervensi menetapkan satu harga dan mengadakan pasar murah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal menggelontorkan minyak goreng subsidi ke pedagang pasar tradisional di lima kabupaten/kota. Total ada 250 ton minyak goreng yang akan disalurkan di tahap pertama.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto mengatakan, langkah ini dilakukan guna menekan harga komoditas itu di pasaran.
Baca Juga:
Akademisi IPB Nilai Airlangga Salah Jurus Redam Gejolak Harga Minyak Goreng
"Pekan ini ada 250 ton minyak goreng masuk ke Yogyakarta untuk nantinya disalurkan pasar tradisional. Kami akan mengawasi saja," kata Yanto di Yogyakarta, Rabu (16/2).
Pemerintah sudah menunjuk 24 distributor khusus yang bakal memasok minyak goreng ke pedagang dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET).
HET untuk minyak goreng curah ditetapkan pemerintah dengan harga Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13. 500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Selain ke pasar tradisional, minyak goreng subsidi ini bakal disalurkan ke pedagang pertokoan di luar Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Baca Juga:
Aprindo Klarifikasi Dugaan Penimbunan Minyak Goreng
Ia berharap, setelah mendapat pasokan dari pemerintah, harga minyak goreng baik di pasar tradisional maupun di toko ritel di DIY bisa stabil dengan penjualan sesuai HET.
"Kita tunggu dua minggu ke depan ketersediaan dan harga sudah bisa stabil atau belum," kata dia.
Yanto mengatakan, berdasarkan pantauan Disperindag DIY, pedagang di pasar tradisional serta pertokoan di luar Aprindo masih menjual minyak goreng dengan harga di atas HET.
"Di toko-toko di luar Aprindo dan di pasar-pasar rakyat harga masih fluktuatif, barangnya juga susah karena langka disebabkan distribusi terhambat," kata Yanto. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Ombudsman Temukan Panic Buying Minyak Goreng