Patung PB VI di Lereng Merapi-Merbabu Tandai Peran Sang Raja dalam Perang Jawa

Minggu, 12 September 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah membuat patung raksasa sosok Sinuhun Paku Buwono VI, berdiri tegak memakai baju dan mahkota kebesaran Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Patung setinggi 4 meter lebih itu didirikan di puncak Kecamatan Selo, tepatnya di bawah lereng Gunung Merapi-Merbabu.

Patung itu terlihat sangat detail dan gagah. Mulai dari detail pakaian, keris yang disarangkan di bagian pinggang, hingga wajahnya Sinuhun Paku Buwono VI nampak seperti hidup.

Baca Juga:

Putri Paku Buwono XII Meninggal Dunia

Pegiat sejarah Boyolali R Surojo mengatakan, patung berukuran besar itu didirikan Pemkab Boyolali di Selo sebagai tanda bahwa PB VI punya peran besar dalam perlawanan terhadap Belanda di wilayah Selo. Patung yang dibangun di tengah-tengah bundaran Simpang PB VI menelan anggaran Rp 674 juta dari APBD Boyolali 2021.

"Patung ini sebagai bukti sejarah jika Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda tidak lepas dari peran PB VI," ujar Surojo, Sabtu (11/9).

Dia menyatakan, Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro yang meletus pada tahun 1825 tak lepas dari Pesanggrahan Selo PB VI Selo.

Di Pesanggrahan itu, Pangeran Diponegoro bersama Paku Buwono VI menyusun strategi perang dalam melawan pasukan Belanda.

"Tak hanya untuk menyusun strategi perang, PB VI membantu logistik dan persenjataan prajurit Diponegoro juga didapatkan di Selo," katanya.

  Pemkab Boyolali membuat patung raksasa sosok Sinuhun Paku Buwono (PB) VI di Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu (11/9). (MP/Ismail)
Pemkab Boyolali membuat patung raksasa sosok Sinuhun Paku Buwono (PB) VI di Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu (11/9). (MP/Ismail)

Ia menyebut, PB VI sengaja memilih Selo sebagai tempat penyusunan strategi dan pendistribusian logistik karena terdapat dua gunung besar, yakni Merbabu dan Merapi sebagai tempat bertapa dan sembunyi mengelabui pasukan Belanda

"Di lereng Gunung Merbabu itulah, PB VI juga membuat sebuah goa yang dulu bernama 'Goa Raja'. Untuk menyusun strategi bersama Pangeran Diponegoro," papar dia.

Ia mengatakan, Selo yang berada pada jalur lurus ke Yogyakarta yakni melalui lereng Merapi, wilayah Kecamatan Musuk, Kemalang, hingga Sleman cukup strategis sebagai jalur komunikasi pasukan telik sandi Pangeran Diponegoro yakni Soijoyo warga Musuk.

“Guna mengamankan Diponegoro saat menuju Selo, ada pasukan khusus bernama Banteng Komunikasi. Pangeran Diponegoro bisa dengan aman dan selamat saat ke keluar masuk ke Selo,” papar dia.

Baca Juga:

Masjid Cipto Mulyo, Jejak Penyebaran Islam Era Pakubuwono X di Boyolali

Sampai akhirnya, kata dia, strategi licik Belanda membuat kedua pahlawan nasional itu ditangkap dalam waktu yang hampir bersamaan. Keduanya ditangkap Belanda pada tahun 1830.

"Diponegoro ditangkap di Residen Belanda Magelang. Lalu PB VI ditangkap di Parangtritis Yogyakarta,” katanya.

Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) KRA Teguh Widodo Hadi Nagoro mengungkapkan, pembangunan patung merupakan rangkaian pembangunan Simpang PB VI sejak tiga tahun lalu semasa Bupati Boyolali sebelumnya, Seno Samodro. Total anggaran penataan di kawasan itu Rp 674 juta.

"Pembangunan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pembangunan jalan, tahap kedua pembangunan kios dan penyempurnaan. November kita usahakan bisa diresmikan," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca Juga:

Istri Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Tutup Usia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan