Para 'Sultan' Bitcoin Rugi Puluhan Triliun Rupiah
Minggu, 23 Mei 2021 -
BEBERAPA bulan terakhir ini memiliki aset Bitcoin menjadi idaman banyak orang. Tapi, di balik viralnya Bitcoin, sang pemilik juga harus memiliki mental baja.
Karena, selain harga bitcoin bisa meroket, harga bitcoin pun bisa menurun drastis, bahkan dengan penurunan yang sangat besar. Bila sudah demikian, para 'sultan' yang memiliki banyak Bitcoin hanya bisa gigit jari.
Baca Juga:

Pada 10 Mei lalu, harga Bitcoin sempat menembus sekitar USD 59.000, namun pada 9 hari berikutnya Bitcoin merosot tajam sekitar 36%.
Pada penurunan tajam tersebut, Forbes mengestimasi belasan miliarder kripto kehilangan USD 15,5 miliar atau sekitar Rp22 triliun.
Seperti yang dilansir dari laman Forbes, secara kolektif kekayaan bersih para 'sultan' kripto, turun dari USD 62,3 miliar ke angka USD 46,8 miliar. Namun, saat ini mungkin sudah sedikit bertambah, karena nilai Bitcoin mulai menguat kembali.
Sementara itu, salah satu 'sultan' bitcoin yang bernama Sam Bankman-Fried (29), merupakan 'sultan' yang mengalami kerugian terbesar menurut Forbes. Sedikit informasi, Sam merupakan pendiri perusahaan perdagangan kripto, Alameda Research.
Ketika nilai Bitcoin masih tinggi pada 10 mei lalu, harta Sam mencapai USD 16,7 miliar. Tapi, dalam hitungan 9 hari, jumlah tersebut mengalami penurunan drastis, yakni menjadi USD 11,5 miliar.
Baca Juga:
Bitcoin Kembali ke Level Tertinggi, Tembus Lebih Dari Rp800 Juta
Selain Sam, Winklevoss bersaudara pun mengalami nasib serupa. Tyler dan Cameron Winklevoss sendiri, dikenal karena mengklaim telah mendirikan Facebook, bukan Mark Zuckerberg. Saat ini, mereka aktif dalam perdagangan uang kripto, khususnya Bitcoin.
Saat penurunan drastis yang terjadi pada Bitcoin, kekayaan Tyler dan Cameron turun sekitar USD 900 juta. Masing-masing kekayaan mereka menjadi sekitar USD 2,9 miliar.
Dua bersaudara tersebut menggunakan sebagian uangnya sebesar USD 65 juta yang didapat dari Facebook untuk mengakhiri perselisihan dengan Zuckerberg, untuk investasi Bitcoin sejak tahun 2012 lalu.

Kini, Bitcoin yang merupakan salah satu mata uang digital paling populer tersebut, sudah turun seperti dari pencapaian rekor tertingginya di pertengahan bulan April lalu.
Adapun data aliran dana JPMOrgan menunjukan, bahwa investor keluar dari Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir.
Pada hari Rabu (19/5) lalu, CEO Tesla Elon Musk, juga mengatakan bahwa Tesla tak jadi menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran untuk membeli mobil.
Elon Musk beralasan, hal tersebut karena masalah lingkungan. Karena, proses penambangan bitcoin membutuhkan energi listrik yang besar, dan berasal dari pembangkit yang tak ramah lingkungan. (Ryn)
Baca Juga: