Susahnya Tidur di Masa Pandemi
Sabtu, 21 Agustus 2021 -
PANDEMI COVID-19 membuat sebagian masyarakat memiliki jam tidur yang tidak teratur, bahkan ada yang baru bisa tidur di pagi hari. Dr Andreas Prasadja dari Snoring and Sleep Disorder Clinic di RS Mitra Kemayoran Jakarta, mengungkap sejumlah pasiennya mengalami masalah tidur sejak pandemi di Indonesia.
“Telah terjadi perubahan komposisi masalah tidur pada pasien. Sebelum pandemi, 50 persen yang datang ke saya mengalami insomnia, sedangkan 50 persen lagi sleep apnea. Sekarang, 70 persen pasien saya ialah pasien insomnia dan 30 persen sleep apnea,” kata Andreas seperti dilansir ANTARA.
Kurangnya waktu tidur berdampak bagi produksi hormon stres, sehingga melemahkan sistem imun tubuh.
“Selain itu, bisa juga menyebabkan pembengkakan pada tubuh. Karenanya, mendapatkan tidur berkualitas menjadi lebih penting lagi di tengah pandemi ini,” tuturnya.
Baca juga:

Menurut hasil studi tidur global Philips 2021 yang dirilis dalam rangka World Sleep Day 2021, masyarakat di kawasan Asia Pasifik dan di seluruh dunia mengalami setidaknya satu atau lebih tantangan tidur sejak awal mula COVID-19. Hampir dua pertiga responden menyatakan pandemi telah berdampak secara langsung terhadap kemampuan mereka untuk tidur nyenyak.
Lebih dari satu tahun COVID-19 merebak, masyarakat di Asia Pasifik melaporkan bahwa mereka tidur lebih nyenyak, dengan rata-rata 7,2 jam per malam. Akan tetapi, satu dari empat merasa tidak puas dengan tidur mereka.
“Bagi setengah dari responden survei di Asia Pasifik, pola tidur mereka telah berubah ketika pandemi melanda. Hampir 22 persen menyatakan waktu tidur malam mereka berkurang setiap malam. Sebanyak 35 persen mengaku merasa cukup istirahat ketika bangun pagi, dan 44 persen mengalami kantuk di siang hari,” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Pim Preesman.
Baca juga:

Mendapatkan tidur yang nyenyak sampai pagi hari merupakan tantangan bagi banyak orang. responden studi mengalami kesulitan seperti terbangun di tengah malam (42 persen), kesulitan tidur (43 persen), dan sulit untuk tetap tertidur (26 persen).
Penggunaan ponsel sebelum tidur sebenarnya menjadi salah satu penyebabnya. Setengah responden menyatakan kegiatan itu merupakan hal terakhir yang dilakukan sebelum tertidur dan pertama setelah bangun.
Sebagian besar menggunakan untuk hiburan, mengisi daya ponsel semalaman persis di samping tempat tidur, dan lebih dari seperlima menjawab pesan dan telepon yang membuat mereka terbangun. (and)
Baca juga:
Prediksi Kondisi Pandemi COVID-19 di Indonesia Menurut Pakar Feng Shui