Oposisi Disebut Kelompok Pengganggu, Pengamat: Pemahaman Itu Keliru
Rabu, 03 Juli 2019 -
Merahputih.com - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai tidak boleh ada pandangan sinis terhadap oposisi sebagai kelompok 'pengganggu'.
"Pandangan ini harus diluruskan, karena pemahaman itu keliru. Memandang sinis terhadap oposisi dan upaya mengkebiri kelompok ini sebagai 'pengganggu' stabilitas negara, akan mendorong negara ke jurang tirani mayoritas dan otoritarianisme," ujar Pangi Syarwi, Selasa (2/7).
BACA JUGA: Prabowo Dikelilingi Orang-Orang yang Ingin Rusak Perpolitikan Indonesia?
Dalam sistem demokrasi, kelompok oposisi berperanan penting dalam membangun keseimbangan atau 'checks dan balances' pada pemerintahan.
"Mekanisme 'checks dan balances' ini dibutuhkan untuk mewujudkan tata kelola dan penyelenggaraan pemerintahan yang terkontrol, sehingga pemerintahan yang sedang berkuasa tidak keluar 'jalur' dan bertindak sewenang-wenang," jelas dia.

Sementara, kelompok oposisi juga harus memperkuat diri untuk memaksimalkan perannya sebagai penyeimbang kekuasaan.
Mekanisme 'checks and balances' ini, sebagaimana dikutip Antara, harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan dari sistem demokrasi itu sendiri.
BACA JUGA: Kiai Ma'ruf, Ulama Sarungan dan Gelitik Humor Khas Nahdliyin
"Berkuasa atau berada di luar kekuasaan adalah satu paket, tujuannya tetap sama yakni memastikan negara berjalan sesuai konstitusi dan meminimalisir terjadinya
penyimpangan dan penyelewengan kekuasaan," tutup Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini. (*)