Headline

Kiai Ma'ruf, Ulama Sarungan dan Gelitik Humor Khas Nahdliyin

Eddy FloEddy Flo - Senin, 01 Juli 2019
 Kiai Ma'ruf, Ulama Sarungan dan Gelitik Humor Khas Nahdliyin

Jokowi bersama Kiai Ma'ruf didampingi ketua partai politik pendukungnya (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Semua tak menyangka bahwa Joko Widodo menjatuhkan pilihan cawapresnya pada sosok KH Ma'ruf Amin. Resistensi terhadap Ketua Umum MUI yang pernah bersaksi untuk kasus penistaan agama dengan terpidana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu cukup tinggi. Bahkan tak sedikit yang mengancam golput.

Seiring waktu berjalan, Kiai Ma'ruf ternyata mampu meluluhkan hati para 'ahokers' dan kembali mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Rahasianya sederhana, dibalik sosoknya sebagai seorang ulama, Kiai Ma'ruf memiliki selera humor dan cepat mencairkan suasana.

Sebut saja saat debat Pilpres, beberapa istilah baru dan humor Kiai Ma'ruf bisa 'nyantol' di ingatan pemirsa. Selain humor, ulama yang disegani di kalangan Nahdliyin itu juga suka menyanyi.

Saat berkampanye di Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/4), Ma'ruf menyebutkan istilah "sadikin" dan "jamila".

"Tahu apa itu sadikin? Sakit sedikit miskin. Jamila tahu? Jadi miskin lagi," ucapnya.

Menurut Ma'ruf Amin, sadikin dan jamila adalah kelompok masyarakat yang tidak miskin. Namun, begitu terserang penyakit berat, kelompok itu mendadak menjadi miskin.

Wapres terpilih KH Ma'ruf Amin
Wakil presiden terpilih KH Ma'ruf Amin (MP/Rizki Fitrianto)

"Berkat Kartu Indonesia Sehat, tidak perlu jadi sadikin atau jamila karena (pengobatan) dibiayai pemerintah," tutur Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu.

Tidak banyak orang tahu, Ma'ruf Amin ternyata juga suka menyanyi. Selama ini, pria kelahiran Tangerang, Banten, 11 Maret 1943 itu dikenal santun dan serius.

Saat kampanye di Bogor, suami dari Wury Estu Handayani itu menyanyikan irama lagu "Garuda di Dadaku" dengan sebagian liriknya diubah.

"Jokowi presiden kita, Kiai Ma'ruf wakil presiden. Ku yakin, kali ini pasti menang," ucapnya di atas panggung sambil mengajak warga Bogor menyanyi.

Aksi spontan itu kemudian diikuti oleh ribuan pendukungnya.

Busana ala Milenial

Dalam kesempatan itu penampilan politikus senior alumni Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, itu juga menyita perhatian.

Ma'ruf Amin saat itu mengenakan jaket "hoodie" yang menjadi tren di kalangan anak muda yang dipadankan dengan peci hitam, selendang di leher, serta terusan kain sarung.

Berbicara penampilan, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2007-2014 itu memang identik dengan sarung dan selendang di leher sebagai ciri khasnya.

Bahkan, ketika berkunjungan ke luar negeri untuk mengisi suatu acara, Kiai Ma'ruf Amin tidak merubah penampilannya.

Kiai Ma'ruf saat kampanye Pilpres 2019
Kiai Ma'ruf saat kampanye Pilpres 2019 (Foto: MP/Fadhli)

Mantan Anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tahun 1999-2004 itu membuat seluruh undangan salah satu acara di Singapura tertawa saat menyampaikan pengantar pada kuliah umum.

Saat itu, Ma'ruf menjadi pembicara di Rajaratnam School of International Studies Nanyang Technological University (RSiS NTU), Singapura, Rabu (17/10/2018).

Kuliah umum yang dihadiri sekitar 150 undangan tersebut, Ma’ruf Amin membuka pengantar dengan mengatakan, "Mungkin ini pertama kali ada pemakalah di kesempatan ini yang memakai sarung," katanya.

Profesor bidang Hukum Ekonomi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Jawa Timur, itu kemudian mengaku ia sempat bertanya kepada Presiden Joko Widodo terkait gaya kostumnya ketika dipilih sebagai calon wakil presiden.

"Beliau mengatakan, Pak Kiai tetap saja tampil sebagai ulama," ujarnya.

"Karena itu, di mana pun sepanjang tidak dilarang, saya akan memakai sarung, walaupun saya juga punya celana," imbuh Kiai Ma'ruf yang kemudian diikuti tawa para hadirin.

Ma'ruf Amin rencananya dilantik sebagai wakil presiden pada 20 Oktober 2019 mendampingi Presiden Joko Widodo.

Gaya Kiai Ma'ruf saat berkampanye
Kiai Ma'ruf Amin bersama para tokoh pendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 (MP/Fadhli)

Sebelum dilantik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih di kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (30/6).

BACA JUGA:

Sementara itu, pengamat politik Adi Prayitno mengatakan Ma'ruf Amin diharapkan membangun sumber daya manusia (SDM) khususnya di kalangan pesantren, sesuai dengan fokus periode kedua Jokowi yang salah satunya terkait pembangunan kualitas SDM.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu sebagaimana dilansir Antara mengatakan publik juga mengharapkan Kiai Ma'ruf dapat mengimbangi kinerja Jokowi untuk merealisasikan janji politiknya.

"Sebagai ulama dan kiai, segmentasi yang paling mungkin bisa disasar adalah SDM berbasis kelompok pesantren. Apalagi Ma'ruf memiliki daya jangkau dan akses luas terhadap pesantren seluruh Indonesia," tutur pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta itu.(*)

#KH Ma'ruf Amin #Joko Widodo #Wakil Presiden #Ketua MUI #Nahdlatul Ulama
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Pleno Syuriyah Tetapkan Zulfa Mustofa Jadi Pejabat Ketum PBNU Gantikan Gus Yahya
Gus Yahya mengatakan pleno Syuriyah PBNU hanya manuver politik, apalagi dirinya tengah melakukan transformasi organisasi
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Pleno Syuriyah Tetapkan Zulfa Mustofa Jadi Pejabat Ketum PBNU Gantikan Gus Yahya
Indonesia
Konflik PBNU Akibat Konsesi Tambang, Gus Yahya: Itu Manuver Politik
Gus Yahya pun menyatakan siap menempuh jalur apa pun bila diperlukan. Namun, ia menekankan bahwa fokus utamanya adalah menjaga bangunan organisasi agar tetap utuh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Konflik PBNU Akibat Konsesi Tambang, Gus Yahya: Itu Manuver Politik
Indonesia
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pencopotan, Gus Yahya: Hanya Muktamar Yang Bisa Berhentikan
Gus Yahya mengklaim masih aktif menjalankan tugas dan fungsi-fungsi organisasi. Dia menjelaskan, apabila ingin memberhentikan dirinya harus melalui muktamar.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Syuriyah PBNU Gelar Rapat Pencopotan, Gus Yahya: Hanya Muktamar Yang Bisa Berhentikan
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Joko Widodo Ditugaskan BRIN Jadi Ketua Taskforce Penanggulangan Bencana, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Indonesia
Forum Kiai Nyai Muda Nahdlatul Ulama Desak Islah Pengurus PBNU, Minta Musyarah Terbuka
Muktamar mendatang harus dijadikan momentum penataan ulang tata kelola jamiyah.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Forum Kiai Nyai Muda Nahdlatul Ulama Desak Islah Pengurus PBNU, Minta Musyarah Terbuka
Indonesia
Pengurus PBNU Berkonflik, Jaringan Kader Muda NU Desak Segera Islah
Marwah organisasi dan membuat NU kehilangan ruh dasarnya sebagai Jam’iyah yang berpijak pada syura, moral publik, dan kebenaran yang dibimbing para ulama.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 05 Desember 2025
Pengurus PBNU Berkonflik, Jaringan Kader Muda NU Desak Segera Islah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Beredar video yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo marah kepada Menkeu Purbaya karena menolak bayar utang Whoosh menggunakan APBN.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Indonesia
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Ariyadi menegaskan bahwa menyeret-nyeret PDIP dalam narasi yang tidak berdasar hanya menunjukkan upaya memutarbalikkan fakta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Beredar informasi di media sosial yang menyebut Kejaksaan Agung menyita uang Jokowi senilai triliunan. Cek faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Bagikan