Nyai Gadung Melati, Mitos Gunung Merapi Disajikan di Museum Vulkanologi
Jumat, 11 Maret 2016 -
MerahPutih Budaya - Gunung Merapi menyimpan banyak mitos. Hal ini semua terkait dengan aktivitas gunung paling aktif di dunia tersebut. Salah satu mitos yang berkembang ialah mitos Nyai Gadung Melati. Mitos ini tersimpan dan diperkenalkan di museum yang didirikan pada tahun 2010 ini.
"Kita ada dua legenda dan mitos. Nyai Gadung Melati dan Jogo Seger. Tidak panjang memang ceritanya di museum ini, tapi tujuannya cuma mengenalkan aja," kata Dedi, petugas harian Museum Vulkanologi, Jalan Kaliurang Km 22, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Nyai Gadung merupakan sosok perempuan berparas cantik. Ia diyakini sebagai pemimpin mahluk halus di Gunung Merapi. Bila Nyai Gadung Melati hadir dalam mimpi masyarakat lereng gunung, maka hal ini menandakan bahwa gunung akan meletus.
Dalam mitos yang berkembang, sebelum meninggal Nyai Gadung Melati hidup bersama anak semata wayangnya. Suatu ketika, sang anak ingin kebun pekarangan rumahnya asri, dan tanamannya tumbuh subur. Namun, karena tanahnya gersang, permintaan anak tidak dapat dipenuhi.
Nyai Gadung lantas membuat sayembara. Barang siapa mampu membuat perairan hingga ke pekarangan rumahnya dan membuat tanaman tumbuh subur, maka akan menjadi saudaranya bagi yang perempuan atau menjadi suaminya bagi yang laki-laki. Setelah semua orang gagal, maka Ki Ageng Sukuh mampu memenuhi sayembara tersebut.
Pada akhirnya, Nyai Gadung ingkar. Ia enggan menikah bersama Ki Ageng Sukuh karena dianggap sudah tua renta dan peot. Saat diingkari itulah, Nyai Gadung mendapat kutukan Ki Ageng menjadi arca, di Desa Sukuh, kawasan lereng Gunung Merapi.
Sejak saat itu, Nyai Gadung dianggap mampu hadir kembali. Ia masih hidup di alam lain, dan masih menyayangi warga lereng gunung. (fre)
BACA JUGA:
- Gotong Royong, Kunci Keberlangsungan Hidup Suku Baduy
- Karakter Unik Wanita dari Suku Baduy
- Ini Cara Suku Baduy Menabung
- Suku Baduy Punya Dua Istilah Berbeda Untuk Gerhana
- Begini Cara Suku Baduy Deteksi Dini Gerhana Matahari