Moeldoko Sayangkan Tudingan Prabowo Soal Pembisik Presiden Jokowi ABS
Minggu, 31 Maret 2019 -
MerahPutih.Com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang juga Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Jenderal (Purn) Moeldoko menyayangkan tudingan Prabowo terkait pembisik capres petahana Jokowi yang dianggap tidak akurat memberikan data dan laporan terkait info pertahanan.
Bahkan Prabowo menyebut dugaan adanya jenderal pembisik yang memberikan masukan asal bapak senang (ABS). Moeldoko menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak mudah percaya pada laporan yang masuk.
"Pak Jokowi itu enggak bisa dibisikin. Enggak bisa dengan mudah percaya, "kata Moeldoko di Jakarta, Minggu (31/3).
Sebagai pejabat yang sudah bekerja sama dengan Presiden Jokowi di Istana, Moeldoko mengaku paham betul cara kerja Jokowi.

"Beliau itu seseorang yang sangat confident, percaya diri. Enggak bisa dengan mudah dengarkan bisikan kanan kiri," imbuh Ketua Staf Kepresidenan ini.
Karena kepercayaan diri Jokowi yang tinggi dan tidak mudah percaya dengan laporan asal bapak senang atau ABS, Moeldoko membantah kalau semua persoalan pertahanan, hanya dari bisikan penasihat atau pembisiknya.
"Pak Jokowi seseorang yang tidak mudah begitu saja menerima. Ini yang harus dibedakan. Jadi seolah-olah itu semua bisikan, ngawur itu," ujarnya.
BACA JUGA: Yenny Wahid Sebut Prabowo Salah Baca dan Artikan Data
Debat Capres, BPN Kompak Beri Skor Telak untuk Kemenangan Prabowo Subianto
FUI Ajak Umat Islam Salat Subuh di Mesjid Sebelum Pencoblosan
Soal ancaman perang yang dibantah oleh Prabowo, menurut Moeldoko, dalam kurun kira-kira 20 tahun tidak ada peperangan, adalah analisa intelijen. Dengan analisa itu, Presiden bisa memprediksi arah sektor penggunaan anggaran negara.
"Itu intelijen mengatakan begitu. Menyikapi itu, kita melihat kira-kira bagaimana prioritasnya membangun itu dalam pemerintah ini. Bukan hanya memikirkan pertahanan. Pertahanan merupakan bagian dari subsistem bernegara ini," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo mempertanyakan cara Jokowi dalam mendengarkan nasihat terkait pertahanan keamanan negara.
Ia heran dengan prediksi penasihat Jokowi yang menyebut 20 tahun ke depan tak ada invasi negara lain ke Indonesia.(Knu)