Mindfulness dan Inklusivitas Johnson and Johnson Beri Ruang Bagi Tiap Individu
Jumat, 16 Desember 2022 -
AKSESORIS dan kerajinan tangan unik diletakkan berderet di meja berwarna jingga di suatu sudut kanan sebuah ruangan. Ada yang berbentuk totebag, jaket, tas punggung, dan dompet. Deretan aksesoris dan kerajinan tangan itu langsung menarik perhatian orang kala kaki melangkah masuk ke ruang Friendly Room, Harris Suites FX Jakarta, Kamis (15/12).
Untuk sesaat, kerajinan tangan itu mungkin tampak sama dengan berbagai macam produk UMKM yang sering kita lihat di pameran. Namun, ada satu keunggulan produk ini: mereka dibuat dengan baik oleh tangan teman-teman disabilitas.
Pameran kecil ini merupakan kerja sama antara Johnson and Johnson dan Precious One. Perusahaan multinasonal asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang perawatan kesehatan itu sedang mengadakan year-end media gathering bertajuk 'Day of Mindfulness and Inclusivity'.
Baca juga:
British Council dan Kamibijak Upayakan Media Yang Lebih Inklusif

Sesuai namanya, melalui acara tersebut, Johnson and Johnson berusaha menunjukkan perannya dalam membentuk lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh individu berbeda. Perusahaan yang telah berdiri sejak abad ke-19 ini ingin menciptakan suatu lingkungan yang inklusif dan mengajak serta orang-orang dari berbagai latar belakang untuk bisa bergabung. Mereka meyakini itu dapat dicapai melalui strategi DEI.
"Strategi DEI atau diversity, equality, and inclusion itu telah membantu kami untuk membangun tim yang beragam yang menghargai perspektif, latar belakang, dan pengalaman hidup yang berbeda," ungkap Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs of Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia and Malaysia, pada sesi kumpul bersama media.
Karena itulah, Johnson and Johnson berkolaborasi dengan Precious One kali ini untuk memberikan ruang bagi para penyandang disabilitas. Tujuannya adalah tentu agar setiap orang, terlepas dari kekurangannya, tetap memiliki kesempatan untuk berkarya sesuai kemampuan mereka.
Perusahaan yang mulai berdiri pada 1886 ini juga memiliki program khusus untuk menunjukkan komitmen mereka dalam membentuk ruang kerja yang setara nan inklusif. Program ini bernama Employee Resource Group (ERG), sebuah program volunteer yang dipimpin oleh karyawan senior Johnson and Johnson.
Baca juga:
Film Dokumenter 'Sejauh Kumelangkah' Hadir dalam Versi Inklusif

Perusahaan ini ingin menghadirkan lingkungan kerja yang inklusif serta nyaman bagi individu dengan latar belakang yang berbeda-beda. (Foto: Pexels/Mikhail Nilov)
Di Indonesia, ada empat jenis ERG yang menjadi fokus utama saat ini. Seluruh karyawan dari berbagai latar belakang dan usia dapat secara aktif mengikuti program-program bernama GenNOW, WLI, WiSTEM2D, dan ADA.
GenNOW merupakan akronim dari GenerationNow. Seperti namanya, kegiatan ini berfokus memberikan pelatihan, inspirasi, dan keterampilan bagi siapapun yang tertarik untuk berkembang. Lalu ada WLI, singkatan dari Woman Leadership and Inclusion. Melalui WLI, Perusahaan berusaha mewujudkan area kerja yang mendukung kesetaraan gender.
"Pada saat (baru) didirikan pada 1886, delapan dari empat belas karyawannya yang pertama itu perempuan... Lalu, di 1976, itu ada tokoh namanya Nancy Lane. Beliau menjadi perempuan pertama sebagai wakil presiden di Johnson and Johnson global. Beliau adalah wanita Amerika Afrika pertama yang jadi vice president di perusahaan," ungkap Devy sambil menjelaskan tentang Johnson and Johnson yang telah mendukung gender equality sejak ratusan tahun lalu.
Lalu, WiSTEM2D adalah program yang mengajak perempuan serta remaja untuk berkontribusi dalam bidang kesehatan. Terakhir, ADA atau Alliance for Diversity Ability merupakan program terbaru yang dibentuk pada 2020 lalu.
Program ini berfokus untuk melatih kepemimpinan dari tiap orang dan budaya, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Dalam beberapa kesempatan, program ADA juga mengadakan festival yang mengajak teman-teman difabel untuk terlibat aktif di dalamnya. (mcl)
Baca juga: