Menteri Ristek Dikti Ingatkan Mahasiswa untuk Tidak Terjebak Politik Praktis
Selasa, 18 September 2018 -
MerahPutih.Com - Belakangan sejumlah kalangan mahasiswa di Tanah Air mulai aktif turun ke jalan melakukan unjuk rasa. Beragam tuntutan para mahasiswa tersebut mulai dari terkait hajat hidup orang banyak sampai dengan hal-hal yang menyangkut aktivitas akademiknya di kampus.
Terkait maraknya aksi mahasiswa di tahun politik tersebut, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan para mahasiswa untuk tidak melakukan aktivitas politik praktis di lingkungan kampus atau perguruan tinggi.
"Politik itu adanya di luar kampus. Kalau mereka ingin berpolitik, silahkan keluar kampus. Kampus harus bebas dari praktik-praktik politik," ujar Nasir, seusai menghadiri groundbreaking pembangunan dua Gedung Kuliah Bersama di Universitas Negeri Malang (UM), di Kota Malang, Senin (17/9) kemarin.
Pihaknya tidak segan untuk memberikan sanksi tegas kepada perguruan tinggi negeri (PTN) jika ditemukan dan terbukti melakukan aktivitas politik praktis di dalam kampus. Sementara untuk perguruan tinggi swasta (PTS), akan diberi teguran melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis).

Nasir menambahkan, bagi para mahasiswa yang ingin melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak sesuai, diharapkan bisa berfikir lebih jernih dalam melihat suatu permasalahan. Menurutnya, para mahasiswa memang harus turut serta dalam memikirkan masalah yang dihadapi negara, serta membantu mencari jalan keluarnya.
Namun, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut hendaknya harus dilakukan secara hati-hati, supaya tidak disusupi oleh kepentingan politik praktis.
"Mahasiswa harus berfikir lebih jernih, saya senang mahasiswa berfikir masalah kebangsaan. Tapi, jangan sampai mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik," kata Mohamad Nasir sebagaimana dilansir Antara.
Pada Pemilihan Presiden 2019, Presiden Joko Widodo akan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden, sementara Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai wakilnya.
Pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Sementara Prabowo dan Sandiaga didukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Beri Pembekalan Kepada Caleg Perindo, Presiden Jokowi: Saya dan Istri Saya Hafal Mars Perindo