Menteri Ristek Dikti Ingatkan Mahasiswa untuk Tidak Terjebak Politik Praktis


Menristekdikti M Nasir (MP/Fredy Wansyah)
MerahPutih.Com - Belakangan sejumlah kalangan mahasiswa di Tanah Air mulai aktif turun ke jalan melakukan unjuk rasa. Beragam tuntutan para mahasiswa tersebut mulai dari terkait hajat hidup orang banyak sampai dengan hal-hal yang menyangkut aktivitas akademiknya di kampus.
Terkait maraknya aksi mahasiswa di tahun politik tersebut, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan para mahasiswa untuk tidak melakukan aktivitas politik praktis di lingkungan kampus atau perguruan tinggi.
"Politik itu adanya di luar kampus. Kalau mereka ingin berpolitik, silahkan keluar kampus. Kampus harus bebas dari praktik-praktik politik," ujar Nasir, seusai menghadiri groundbreaking pembangunan dua Gedung Kuliah Bersama di Universitas Negeri Malang (UM), di Kota Malang, Senin (17/9) kemarin.
Pihaknya tidak segan untuk memberikan sanksi tegas kepada perguruan tinggi negeri (PTN) jika ditemukan dan terbukti melakukan aktivitas politik praktis di dalam kampus. Sementara untuk perguruan tinggi swasta (PTS), akan diberi teguran melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis).

Nasir menambahkan, bagi para mahasiswa yang ingin melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak sesuai, diharapkan bisa berfikir lebih jernih dalam melihat suatu permasalahan. Menurutnya, para mahasiswa memang harus turut serta dalam memikirkan masalah yang dihadapi negara, serta membantu mencari jalan keluarnya.
Namun, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut hendaknya harus dilakukan secara hati-hati, supaya tidak disusupi oleh kepentingan politik praktis.
"Mahasiswa harus berfikir lebih jernih, saya senang mahasiswa berfikir masalah kebangsaan. Tapi, jangan sampai mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik," kata Mohamad Nasir sebagaimana dilansir Antara.
Pada Pemilihan Presiden 2019, Presiden Joko Widodo akan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden, sementara Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai wakilnya.
Pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Sementara Prabowo dan Sandiaga didukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Beri Pembekalan Kepada Caleg Perindo, Presiden Jokowi: Saya dan Istri Saya Hafal Mars Perindo
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
![[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan](https://img.merahputih.com/media/f8/df/4d/f8df4dcb1b53087a074e35b53dcecbd4_182x135.png)
Mahasiswa Lanjutkan Demo di DPR, Minta Tuntutan 17+8 Indonesia Dipenuhi

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Pimpinan DPR Pelan-Pelan Bakal Lobi Kapolri Bebaskan Demonstran yang Ditangkap

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Pramono Anung Pastikan KJP dan KJMU Tidak Akan Dicabut Meski Peserta Didik Ikut Unjuk Rasa

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan

Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi
