Mengenal Tradisi "Cian Cui" dari Selatpajang Kepulauan Meranti

Selasa, 28 Februari 2017 - Widi Hatmoko

Daerah Kepulauan Meranti, Provinsi Riau ternyata memiliki tradisi unik yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan. Yaitu "Perang Air" atau dalam bahasa Hokian "Cian Cui". "Perang Air" atau "Cian Cui" ini bisanya diikuti oleh ribuan warga daerah tersebut pada momentum perayaan Imlek.

"Perang Air" atau "Cian Cui" ini juga merupakan daya tarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk datang ke daerah tersebut.

Awalnya, "Perang Air" ini adalah permainan anak-anak di wilayah Selatpajang, Kepulauan Meranti. Namun saat ini, permainan tersebut sudah menjadi tradisi, bahkan sudah mendunia. Sama halnya dengan permainan "Songkran" di Thailand. Hanya saja, permainan atau atraksi "Cian Cui" ini lebih seru ketimbang permainan "Songkran".

Tradisi "Perang Air" di Kepulauan Meranti. (FOTO Antara)

Untuk mendongkrak potensi wisata yang ada di daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mengemas permain ini dalam event festival. Festival "Perang Air" ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 lalu.

Dalam melakukan serangan antar warga dengan air ini tidak diperbolehkan menggunakan plastik atau botol. Melainkan cukup disemprot, menyiram atau dihambur-hamburkan, tanpa melempar tempat airnya. "Perang Air" ini biasanya berlangsung sekitar 2 jam, sampai semua peserta basah kuyub, dan saling bergembira.

Pada atraksi ini, yang bisa terkena air tidak hanya peseta, tapi penbunjung juga bisa terkena semprotan air. Dan, dlam acara Festival "Perang Air" atau "Cian Cui" ini, siapa pun yang terkena kena siram air dilarang marah.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan