Mengenal Dampak Anak yang Sering Melihat Konten 'Spirit Doll'
Sabtu, 08 Januari 2022 -
ANAK yang kerap melihat konten spirit doll di media sosial, bisa mempercayai keyakinan yang salah bahkan bertentangan dengan kenyataan. Hal itu diungkapkan oleh psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.
Kasandra mengungkapkan belakangan ini banyak konten yang beredar di media yang sering menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll layaknya makhluk hidup.
Baca Juga:
"Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," tutur Kasandra, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Kendati demikian, Kasandra berpendapat menonton tayangan spirit doll tak serta merta mengembangkan delusi pada anak, yang merupakan gangguan psikotik. "Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma," tambahnya.
Karena itu, menurutnya, orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi anak dalam menonton konten apapun di media sosial, tak terkecuali konten spirit doll. Hal itu bertujuan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Belakangan ini, spirit doll kian populer, lantaran banyak public figure yang memilikinya. Spirit doll biasanya berbentuk bayi, dan sang pemilik merawatnya layaknya anak sendiri. Kasandra berpendapat, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll, pun disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Kemudian, menurut Kasandra hal itu juga diakibatkan karena adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi. Seperti halnya perasaan kesepian atau tidak punya banyak teman, hingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti.
Baca Juga:
Selain itu, bisa juga dikarenakan untuk kebutuhan berimajinasi dengan peran tertentu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Seperti halnya spirit doll bisa menjadi anak bagi mereka yang menginginkan anak.
"Kemudian, ada juga yang mungkin memilih spirit doll untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka)," jelas Kasandra.
Kasandra menuturkan sebetulnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll, dengan catatan si pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka, dan tidak bisa menggantikan sosok anak maupun teman. (ryn)
Baca Juga:
Boneka Nikita Mirzani Dibanderol Rp 1,5 Juta, Nih Keistimewaannya