Masih Ada Warga Tinggal di Gubuk, Dedi Mulyadi Prihatin

Senin, 22 Januari 2018 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Sampai sekarang masih ada warga Jawa Barat yang tinggal di gubuk atau rumah yang mirip gubuk membuat Dedi Mulyadi prihatin. Selain itu, ada juga keluarga yang belum mengikuti program keluarga berencana sehingga masih banyak anak.

"Saya telah mengunjungi masyarakat Cianjur yang tinggal di rumah sangat sederhana, berukuran sekitar 3x2 meter. Keluarga ini memiliki tujuh anak," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Minggu (21/1) kemarin.

Dedi mengaku mendatangi pasangan suami istri Otim (50) dan Dude (40), di Kampung Pasir Cikur, Desa Neggalamekar, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, atas permintaan salah seorang netizen yang disampaikan melalui akun pribadinya.

"Saya diberitahu salah satu follower di media sosial. Kabarnya di sini (Ciranjang, Cianjur) ada keluarga yang membutuhkan bantuan. Selesai acara di Sukabumi saya langsung ke sini. Ternyata memang benar," katanya.

Dedi Mulyadi yang juga cawagub Jabar ini sebagaimana dilansir Antara mengaku prihatin atas kondisi yang dialami pasangan suami istri Otim dan Dude, sebab pasangan yang memiliki tujuh anak ini tinggal di dalam sebuah rumah kecil berukuran 3x2 meter yang hampir roboh.

Rumah dengan ukuran kecil itu berdinding anyaman bambu, berdiri di atas tanah berkontur miring dengan ditopang batang bambu.

Di rumah kecil itu, Dedi berbincang-bincang dengan Dude. Dari perbincangan itu diketahui Dude, istri Otim, sudah 14 kali melahirkan, tetapi hanya ada tujuh anak yang kini masih hidup. Selebihnya sudah meninggal dunia.

"Kalau dihitung sudah 14 kali saya melahirkan. Tapi anak yang masih ada cuma tujuh orang. Sisanya sudah meninggal," kata Dude pula.

Ia mengaku tidak mengikuti Program Keluarga Berencana yang dicanangkan pemerintah, karena sering sakit-sakitan jika mengikuti program itu.

Dude mengaku kerepotan mengatur risiko dapur sehari-hari, karena suaminya hanya berprofesi sebagai kuli cangkul. Uang sebesar Rp15 ribu hingga Rp30 ribu diperolehnya dari pekerjaan tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setelah lama berincang-bincang, akhirnya Dedi memutuskan untuk membongkar rumah pasangan suami istri yang memiliki banyak anak karena tidak ikut Program Keluarga Berencana tersebut.

Selanjutnya, Dedi Mulyadi akan membantu pembangunan rumah yang baru bagi keluarga itu. Ia menilai masalah yang tengah didera oleh keluarga tersebut merupakan masalah klasik di Jawa Barat.

Karena itu, Program Keluarga Berencana dan Program Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) harus terus diefektifkan.

"Ini masalah sosial yang harus segera diselesaikan, karena sudah menjadi masalah klasik di Jawa Barat. Kondisi keluarga kurang mampu, dan anak banyak. Ini harus diatasi dengan Program KB dan Rutilahu," pungkas Dedi Mulyadi.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan