Masih Ada Warga Tinggal di Gubuk, Dedi Mulyadi Prihatin
Dedi Mulyadi (ANTARA FOTO/Akbar Gumay)
MerahPutih.Com - Sampai sekarang masih ada warga Jawa Barat yang tinggal di gubuk atau rumah yang mirip gubuk membuat Dedi Mulyadi prihatin. Selain itu, ada juga keluarga yang belum mengikuti program keluarga berencana sehingga masih banyak anak.
"Saya telah mengunjungi masyarakat Cianjur yang tinggal di rumah sangat sederhana, berukuran sekitar 3x2 meter. Keluarga ini memiliki tujuh anak," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Minggu (21/1) kemarin.
Dedi mengaku mendatangi pasangan suami istri Otim (50) dan Dude (40), di Kampung Pasir Cikur, Desa Neggalamekar, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, atas permintaan salah seorang netizen yang disampaikan melalui akun pribadinya.
"Saya diberitahu salah satu follower di media sosial. Kabarnya di sini (Ciranjang, Cianjur) ada keluarga yang membutuhkan bantuan. Selesai acara di Sukabumi saya langsung ke sini. Ternyata memang benar," katanya.
Dedi Mulyadi yang juga cawagub Jabar ini sebagaimana dilansir Antara mengaku prihatin atas kondisi yang dialami pasangan suami istri Otim dan Dude, sebab pasangan yang memiliki tujuh anak ini tinggal di dalam sebuah rumah kecil berukuran 3x2 meter yang hampir roboh.
Rumah dengan ukuran kecil itu berdinding anyaman bambu, berdiri di atas tanah berkontur miring dengan ditopang batang bambu.
Di rumah kecil itu, Dedi berbincang-bincang dengan Dude. Dari perbincangan itu diketahui Dude, istri Otim, sudah 14 kali melahirkan, tetapi hanya ada tujuh anak yang kini masih hidup. Selebihnya sudah meninggal dunia.
"Kalau dihitung sudah 14 kali saya melahirkan. Tapi anak yang masih ada cuma tujuh orang. Sisanya sudah meninggal," kata Dude pula.
Ia mengaku tidak mengikuti Program Keluarga Berencana yang dicanangkan pemerintah, karena sering sakit-sakitan jika mengikuti program itu.
Dude mengaku kerepotan mengatur risiko dapur sehari-hari, karena suaminya hanya berprofesi sebagai kuli cangkul. Uang sebesar Rp15 ribu hingga Rp30 ribu diperolehnya dari pekerjaan tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Setelah lama berincang-bincang, akhirnya Dedi memutuskan untuk membongkar rumah pasangan suami istri yang memiliki banyak anak karena tidak ikut Program Keluarga Berencana tersebut.
Selanjutnya, Dedi Mulyadi akan membantu pembangunan rumah yang baru bagi keluarga itu. Ia menilai masalah yang tengah didera oleh keluarga tersebut merupakan masalah klasik di Jawa Barat.
Karena itu, Program Keluarga Berencana dan Program Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) harus terus diefektifkan.
"Ini masalah sosial yang harus segera diselesaikan, karena sudah menjadi masalah klasik di Jawa Barat. Kondisi keluarga kurang mampu, dan anak banyak. Ini harus diatasi dengan Program KB dan Rutilahu," pungkas Dedi Mulyadi.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Aqua Dianggap Bohongi Konsumen soal Sumber Air, YLKI Minta Pemerintah Lakukan Audit
Dewan Gerindra Desak BPKN Selidiki Temuan Sumber Air Aqua dari Sumur Bor di Subang
Pabrik Air Kemasan Pakai Sumur Bor, Badan Perlindungan Konsumen Diminta Turun Tangan
Sindir Gubernur Jabar soal Uang APBD di Giro Bank, Menkeu Purbaya: Pasti Nanti akan Diperiksa BPK
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Gubernur Jawa Barat Bakal Pecat Pejabat Sembunyikan Data Deposito Rp 4,17 Triliun
Tensi Tinggi Dedi Mulyadi vs Purbaya Yudhi Sadewa Perkara Dugaan Deposito APBD Rp 4,1 Triliun
Langkah Selanjutnya Setelah Seekor Macan Tutul Dievakuasi dari Hotel di Bandung
Gubernur Dedi Bakal Umumkan Pegawai Termalas di Media Sosial dan Dipindah Jadi Tenaga Administratif di Sekolah
Aksi Unjuk Rasa Sopir Tolak Penghentian Operasional Truk Tambang di Cigudeg Bogor