Marak Terjadi Eksploitasi Seksual dan Menelan Banyak Korban, Kenali 5 Tandanya

Minggu, 06 Oktober 2024 - Mula Akmal

MerahPutih.com - Eksploitasi seksual merupakan fenomena yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Ternyata ada situasi mengerikan ketika seseorang mengalami eksploitasi seksual. Apa itu dan bagaimana tandanya?

Eksploitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu tindakan pemanfaatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi, penghisapan, pemerasan pada orang lain yang pada dasarnya merupakan suatu bentuk tindakan yang tidak terpuji dan tidak dapat dibenarkan.
Ekspoitasi merupakan praktik yang menyebabkan korbannya merugi. Bukan hanya rugi fisik, tapi juga rugi mental. Terlebih jika seseorang mengalami eksploitasi seksual sudah pasti si korban mengalami trauma mendalam.
Dalam bahasa lain, bentuk eksploitasi seksual ini termasuk pad kekerasan seksual. Di mana korban mengalami praktik atau aktivitas seksual karena paksaan dan tekanan.

Baca juga:

Polri Bongkar Kasus Eksploitasi Seksual Anak, DPR Minta Aparat Penegak Hukum Lain Ikut Mendukung

Dilansir dari laman dworackpeck.usc.edu ada lima tanda seseorang mengalami eksploitasi seksual.
1. Depresi
Seseorang mengalami eksploitasi seksual menunjukan kondisi depresi, muncul kondisi putus asa atau sedih dalam jangka waktu yang lama.
Depresi juga dapat terwujud dalam bentuk hilangnya konsentrasi atau minat pada aktivitas yang pernah dinikmati individu tersebut.
Dalam kasus trauma seksual, kondisi ini sering kali dipicu oleh hilangnya otonomi tubuh , yang dapat menyebabkan kurangnya harga diri yang kronis.
2. Kecemasan
Pada korban pelecehan seksual, kecemasan sering kali disebabkan oleh rasa takut akan serangan berikutnya.

Baca juga:

Eksploitasi Seksual Anak di Grup Telegram Premium Place Terbongkar

Jika mulai memperhatikan tanda-tanda klasik kecemasan seperti agorafobia, rasa takut yang tampaknya tidak rasional terhadap tempat atau orang tertentu atau timbulnya serangan panik, orang tersebut mungkin sedang mengatasi akibat dari penyerangan.
Seperti depresi, kecemasan dapat menyebabkan konsentrasi yang sangat buruk, peningkatan stres, dan masalah kesehatan mental lainnya
3. Kemarahan
Kemarahan bukanlah emosi yang jarang terjadi pada setiap individu, tetapi kemarahan yang tidak rasional atau terus-menerus bisa jadi merupakan reaksi terhadap trauma masa lalu atau yang sedang berlangsung.
Jika terjadi kecenderungan meningkat terhadap kemarahan tanpa adanya penyebab yang jelas, mungkin ada hal lain yang terjadi di balik permukaan.

Baca juga:

Beberapa Destinasi Wisata di Indonesia Rawan Eksploitasi Seksual Anak

Jika kemarahan dibiarkan berlarut-larut, hal itu dapat menghambat proses pemulihan dengan semakin mengisolasi penyintas trauma seksual dari teman-temannya.
4. Menyakiti diri sendiri
Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tetapi melukai diri sendiri merupakan indikasi yang sangat jelas bahwa ada sesuatu yang salah.
Luka yang terlihat seperti tersayat atau terbakar merupakan manifestasi paling jelas dari melukai diri sendiri, tetapi penyalahgunaan zat, perubahan dalam kebiasaan makan, dan tindakan seksual juga dapat menjadi tanda peringatan.
5. Masalah Sosial
Perubahan yang terus-menerus mengganggu atau tiba-tiba dalam hubungan, baik romantis maupun platonis, mungkin merupakan tanda trauma seksual di masa lalu atau saat ini.

Baca juga:

Synchronize Fest Gandeng Yayasan Pulih dan LBH APIK Wujudkan Festival Bebas Kekerasan Seksual

Bisa jadi perubahan yang terlihat dan tiba-tiba dari individu untuk menjauhkan diri dari teman-teman, ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang akrab, atau kurangnya kepercayaan yang tidak berdasar.
Bisa juga terjadi sebaliknya, dengan korban yang menunjukkan keinginan yang berlebihan untuk menjalin hubungan yang dekat dan personal dengan orang lain.(Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan