Leony Soroti Anggaran Tangsel, Tokoh Muda: Saatnya Duduk Bersama Cari Solusi
Sabtu, 04 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Artis Leony Vitria menyampaikan kritik terhadap sejumlah kebijakan dan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) yang dinilai tidak sebanding dengan alokasi untuk kesejahteraan rakyat.
Melalui akun Instagram pribadinya, Leony menyoroti kejanggalan dalam anggaran, seperti tingginya biaya konsumsi rapat dibandingkan dana perbaikan jalan, serta anggaran besar untuk alat kantor hingga suvenir.
Kritik ini bermula ketika Leony sebelumnya mengunggah video yang menyinggung beban Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam proses balik nama rumah peninggalan ayahnya.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Muda Tangsel, Dadit H. Gani, menyampaikan apresiasi atas kritik yang disampaikan Leony. Namun, ia menilai sebaiknya hal itu tidak berhenti sebatas viral di media sosial, melainkan dijadikan momentum untuk berdiskusi dengan Pemkot Tangsel demi mencari solusi.
“Hal ini harus dibicarakan dan disampaikan kepada pemerintah kota serta stakeholder lainnya agar kita bisa berkolaborasi dalam mencari solusi bersama,” kata Dadit dalam keterangannya, Jumat (3/10).
Baca juga:
Polemik Pajak Balik Nama Rumah Waris Leony Vitria, Ahli Hukum Pajak: Tarif Diatur UU HKPD
Dadit menjelaskan, sebagian wilayah Tangsel memang didominasi pengembang besar. Namun, masih banyak pemukiman padat penduduk dengan fasilitas terbatas serta persoalan kompleks yang terhimpit oleh kawasan modern.
Ia mengingatkan bahwa Tangsel merupakan kota otonom baru yang lahir pada 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Dengan usia baru 17 tahun, Pemkot Tangsel dihadapkan pada pekerjaan besar untuk mengejar pembangunan merata di berbagai wilayah.
“Agar gap kesenjangan antara kawasan pengembang dan pemukiman padat penduduk tidak semakin jauh dan tertinggal,” ujarnya.
Meski masih banyak yang harus dilakukan, Dadit mengapresiasi langkah Pemkot dalam merawat fasilitas dan infrastruktur di kawasan padat penduduk. Ia menilai kesenjangan sosial merupakan masalah klasik kota-kota besar, termasuk Jakarta, namun Tangsel bisa membawa perubahan secara bertahap.
“Ini tugas kita bersama untuk berkolaborasi demi kenyamanan semua,” katanya.
Baca juga:
Jika Ingin Tanah Warisan Tidak Dikenai Pajak, Begini Syaratnya
Dadit pun mendorong agar dinamika yang terjadi di Tangsel dikomunikasikan secara arif dan kolaboratif.
“Jika hanya sebatas viral dan membuat situasi tidak kondusif di tengah masyarakat, maka kita semua yang akan merugi,” ujarnya.
Menurutnya, Tangsel bukan hanya kawasan modern dengan cluster mandiri, tetapi juga pemukiman padat penduduk dengan masalah sosial kompleks.
“Ini perlu kita selesaikan sebagai tanggung jawab moral bersama,” tutupnya. (Pon)