Kotak Hitam Jeju Air Berhenti Merekam, Penyelidik Cari Cara Lain untuk Ungkap Penyebab Kecelakaan
Minggu, 12 Januari 2025 -
MerahPutih.com - Kotak hitam yang menyimpan data penerbangan dan perekam suara kokpit untuk pesawat Jeju Air berhenti merekam empat menit sebelum bencana terjadi, kata kementerian transportasi Korea, Sabtu.
Pesawat Boeing 737-800 tersebut terbang dari Thailand menuju Muan, pada tanggal 29 Desember, membawa 181 penumpang dan awak ketika mendarat darurat dengan roda pesawat ditarik di bandara Muan dan meledak menjadi bola api setelah menghantam penghalang beton. Itu adalah bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di tanah Korea.
"Analisis mengungkapkan bahwa data CVR dan FDR tidak merekam selama empat menit menjelang tabrakan pesawat dengan localiser," kata Kementerian Perhubungan dalam sebuah pernyataan, mengacu pada dua perangkat perekam, dikutip dari The Korea Times, Minggu (12/1).
Lokaliser adalah penghalang di ujung landasan yang membantu pendaratan pesawat dan dianggap memperparah keparahan kecelakaan.
Baca juga:
Rekaman Kotak Hitam Jeju Air Terungkap, 4 Menit Terakhir Gelap
Perekam data penerbangan yang rusak dianggap tidak dapat dipulihkan untuk ekstraksi data oleh otoritas Korea, yang mengirimkannya ke Amerika Serikat untuk dianalisis di laboratorium Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS.
Namun tampaknya kotak yang berisi petunjuk tentang saat-saat terakhir penerbangan mengalami kehilangan data, sehingga pihak berwenang mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan cara lain.
"Rencana telah disusun untuk menyelidiki penyebab hilangnya data selama investigasi kecelakaan yang sedang berlangsung," kata kementerian tersebut.
Penyelidik Korea dan AS masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu, yang memicu duka cita nasional dengan didirikannya sejumlah tugu peringatan di seluruh negeri.
Baca juga:
Korsel tak Libatkan Pejabat Pemerintah dalam Penyelidikan Jeju Air
Para penyelidik mengatakan kotak-kotak itu penting untuk penyelidikan mereka tetapi menambahkan mereka tidak akan menyerah untuk mencoba mencari tahu mengapa kecelakaan itu terjadi.
"Penyelidikan akan dilakukan melalui pemeriksaan dan analisis berbagai data. Kementerian berkomitmen untuk melakukan yang terbaik guna menentukan penyebab kecelakaan secara akurat," katanya. (ikh)